Kemarin, saat diriku tentunya menginjak kaki di suatu pasar yang ada di Kota Lasem tentunya, yang sangat terkenal karena luasnya pasar, berbagai macam barang yang dijual serta sektor pemasaran yang sangat luas pun yang menjadi daya pikat pasar ini, Pasar Kulon Lasem. Namun anehnya, walaupun memang disebut pasar yang memang sudah menjadi kodratnya dengan kondisi yang lusuh, kotor, berbaur dengan sampah basah maupun sampah kering menjadikan pasar tersebut kurang indah.
Karena kudengar-dengar, tahun sebelumnya, Bupati Jawa Tengah merancang rencana akan direnovasikannya pasar tersebut dirubah menjadi pasar yang higienis, bersih, dan berkeramik yang bertujuan supaya Pasar Kulon itu menjadi bersih dan sedap dipandang mata. Akan tetapi, mana realisasinya? Mana rencana demi rencana yang akan dicanangkan untuk pasar tercinta ini, seperti hanya bualan semata.
Malah, sering terdapat banyak keluhan yang mempermasalahkan tentang beceknya jalan apalagi setelah hujan, sampah berserakan, dan terlihat carut marut. Inilah yang kurasa dalam pandangan saya sebagai rakyat yang masih berstatus mahasiswa yang belum tahu suatu saat nasib saya akan menjadi apa ini, miris terhadap bualan pemerintah kota. Bagaimana rakyat kecil ini mau percaya, rencana saja hanya menjadi sebuah wacana yang tidak terlaksana.
Sebetulnya, pasar kita ini asri. Cuma memang kesadaran masyarakat, dan aparatnya yang kurang peduli dengan kondisi pasar. Andai saja pasar di Indonesia terlihat bersih dan higienis, akan tampak menyenangkan, bukan?
Ayu Lestari, Penulis/Mahasiswi STAI Al Hidayat Lasem
Pasar tradisional, biasa saya sebut ‘pasar etnik’ mengusung muatan lokal, masih potensial digarap dengan desain keasrian, lugas, merakyat, menghibur, dan destinasi alteren wisata.