BUDAYA KEARIFAN LOKAL SEMAKIN TERKIKIS

Catatan pemerhati budaya : KP Norman Hadinegoro.

Walaupun HTI , WAHABI sudah banyak dilarang dibeberapa Negara, di Indonesia aliran HTI, WAHABI belum terkikis yang kita kenal KADRUN buatan Negara Asing bertugas memecah belah NKRI demi misi Negara Asing.
Mereka akan merusak sendi kehidupan masyarakat melalui budaya tradisi dan kearifan lokal. Misi mereka berselebung ajaran agama tertentu. Tujuan mereka ingin mendirikan kilafah melalui dakwah, putar balikan fakta, radikal dan terorisme.
Populasi Kelompok ini tidak banyak tetapi sangat militan dengan memfaatkan medsos membuat berita hoax, opini yang menyesatkan

Mereka masuk melalui Budaya antara lain :

Pertama :
Wanita di kerudungin kemudian dicadarin.
Artinya apa? Sanggul dan kebaya perlahan tapi pasti akan hilang dari tanah Jawa. Hampir semua wanita Jawa yg sudah kerudungan tak akan mau atau tak “enak hati” saat disuruh pakai sanggul.

Kedua :
Musik tradisional dan Nyanyi dilarang.
Walau saling bertentangan tapi ada gerakan mengharamkan musik dan pelarangan wanita menyanyi. Apa akibatnya? Gamelan, Campursari,tayub, ludruk, kethoprak, wayang akan tinggal cerita.

Ketiga :
Adat istiadat dan tradisi dilarang.
Akhir-akhir ini banyak yg berceramah tentang pelarangan selamatan, bersih desa, sedekah bumi, Larung sesaji dll. Suka tidak suka akan terus menggerogoti pada keberadaan kebudayaan Jawa.

Keempat :
Pelarangan kata-kata yg berbau tradisional.
Yang terbaru adanya pelarangan penyebutan pada ibu Pertiwi, Sri, Wisnu dan lain sebagainya.

Kelima :
Lemahnya kebanggan orang Jawa pada budayanya sehingga terkesan cuek saat ada pihak lain yg ingin merusaknya.Kalau yg ini erat kaitannya dengan orang tua dan pemerintahan terutama dinas pendidikan yg lebih condong pada budaya asing.
Walaupun budaya Jawa saat ini masih eksis, lambat lain akan semakin tergerus oleh gerakan mereka yg sekarang sudah semakin terang-terangan.
Mau lanjut penjajahan ini atau tidak?
Kita yg cinta budaya Jawa yg menentukan.

About editor

Check Also

CIPTAKAN SIKAP SEBAGAI PEMUDA YANG BERADILUHUNG

Kontradiksi penyataan dan realitas suatu tindakan menjadi tumpang tindih antara kebenaran dan ketatakramaan Dilansir penjulukan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca