Menteri Baru Diharapkan Kerja Efisien Untuk Pembangunan Nasional

Jakarta, Koranpelita.com

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju usai ada perubahan nomenklatur beberapa lembaga.

Kementerian Pendidikan dilebur dengan Kementerian Riset dan Teknologi, pemisahan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi lembaga tersendiri, serta pembentukan Kementerian Investasi.

Menurut Boki Ratu Nita Budhi Susanti perubahan nomenklatur struktur kelembagaan kementerian ditujukan untuk efisiensi dan efektivitas anggaran belanja negara serta lebih memudahkan dalam program dan kegiatan kementerian untuk mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional.

“Penelitian dan pengembangan teknologi adalah bagian dari aktivitas pendidikan. Dengan bersatunya pendidikan dan ristek dalam satu kementerian diharapkan akan dapat mempercepat tumbuhnya inovasi baru di era revolusi industri 4.0.,”ujar Boki Ratu Nita Budhi Susanti, SE.,M.M selaku pengusaha dan designer butik Ageman kepada KORANPELITA.COM, di Jakarta, Kamis (29/04/2022).

Disinggung tentang adanya nomenklatur baru khusus kementerian investasi dikatakan Nita adalah untuk lebih memudahkan birokrasi pemerintahan agar efektif dan efisien sehingga persoalan investasi tidak terbelenggu oleh banyaknya peraturan di dalam birokrasi.

“Hal ini agar kita lebih fokus mengembangkan investasi untuk menggerakkan industri nasional, baik itu investasi yang berasal dari dalam maupun luar negeri,”tutur Nita mantan anggota DPR RI periode (2009-2014) ini.

Nita menyebut Presiden Jokowi sudah tepat dalam memilih menteri-menteri baru mengacu pada latar belakang Pendidikannya.

“Iya sudah tepat. Mas Nadiem adalah anak muda yang inovatif dan kaya gagasan. Hanya saja Mas Nadiem perlu untuk menyelami lebih dalam prinsip-prinsip dasar birokrasi pemerintahan agar tidak terjadi kesalahan administrasi.Belum lagi Mas Bahlil back groundnya pengusaha, pernah menjadi ketua umum HIPMI dan aktivis HMI. Pengalaman di lapangan cukup baik sehingga diharapkan target pemerintah dalam nilai investasi dapat tercapai seperti di tahun 2020 lalu,”terang Nita Budhi Susanti mantan anggota DPD RI periode (2004-2009).

Seperti diketahui Nadiem, yang berlatar belakang sebagai pengusaha, menjabat Mendikbud sejak 23 Oktober 2020, menggantikan Muhadjir Effendy. Bahlil, yang juga pengusaha, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak periode kedua pemerintahan Jokowi.
Sementara, Laksana Tri Handoko yang dilantik sebagai Kepala BRIN sebelumnya menjabat Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pemisahan BRIN dari Kemenristek ini sendiri sudah sejak lama diusulkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, pada 2019. Alasannya, ini merupakan gagasan lama era Sukarno demi pembangunan yang berbasis inovasi.

Tak hanya itu selain menteri dan kepala badan, Presiden Jokowi juga mengambil sumpah anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru, hari invi. Ia menunjuk Indriyanto Seno Adji menggantikan Artidjo Alkostar yang meninggal dunia.(han)

About redaksi

Check Also

Ketua DPP PKS: Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024

Jakarta, Koranpelita.com Ketua DPP PKS menanggapi paparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan Anggaran Pendapatan dan Belanja …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca