Oleh: Helda Novita Indah Siburian,
*Penulis, Mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Palangka Raya
Dalam kehidupan saat ini banyak orang yang menggunakaan sedotan plastik. Sedotan plastik ini sendiri hanya bisa digunakan satu kali penggunaan. Jika demikian mengapa masih banyak orang yang memakai sedotan plastik jika hanya dapat digunakan sekali saja? Hal ini dikarenakan sedotan plastik harganya lebih murah dibandingkan dengan jenis sedotan lainnya sehingga dapat menguntungkan bagi para penjual. Jika ditinjau lebih dalam, penggunaan sedotan plastik ini sudah menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Eco Watch, kurang lebih 500 juta sedotan plastik dibuang setiap hari setelah dipakai satu sekali. Sifat plastik yang tidak mudah terurai menjadi permasalahan yang serius terutama di Indonesia. Bahkan plastik membutuhkan 500-1000 tahun untuk benar-benar terurai. Bisa kita bayangkan saat ini sudah berapa banyak sampah sedotan plastik yang telah kita buang. Hal itu terjadi begita saja tanpa kita sadari karena sudah menjadi kebiasaan. Banyak diantara kita yang tidak dapat mendaur ulang sedotan plastik tersebut menjadi karya yang indah. Bukan karena kita tidak dapat atau tidak mampu mengelola sedotan plastik namun hanya kita saja yang tidak mau atau bersikap acuh terhadap permasalahan ini.
Tidak hanya merusak lingkungan sedotan plastik juga dapat mengancam kesehatan manusia. Dalam pembuatan sedotan plastik terdapat bahan kimia yaitu polypropylene. Bahan kimia ini termasuk bahan kimia yang aman tetapi dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahan ini bisa mempengaruhi hormon estrogen yaitu mempengaruhi kesuburan khususnya wanita, apalagi jika terpapar panas atau sinar UV. Tak hanya itu, menurut dokter dan ahli kesehatan Nesochi Okeke-Igbokwe, saat menggunakan sedotan kita tidak hanya menghisap air tetapi kita juga menelan udara berlebih yang disebut aerophagia, sehingga membuat perut kembung.
Menurut Dr. Sejal Shah, seorang dokter kulit asal Amerika Serikat, menghirup sedotan adalah salah satu kebiasaan sehari-hari yang menyebabkan kulit keriput. Mengapa demikian ? Menggunakan sedotan secara teratur berarti memaksa otot-otot untuk melakukan gerakan berulang mengerucutkan bibir sehingga dapat memecahkan kolagen yang terletak di dekat mulut dan mengakibatkan lipatan kulit permanen.
Jadi, dampak dari sedotan plastik ternyata berbahaya bagi diri kita sendiri dan dapat merusak lingkungan. Jika kita tinjau ulang berdasarkan judul, lantas apa manfaat dari penggunaan sedotan plastik ini jika yang dibahas hanya bahayanya saja? Dari pembahasan yang telah dirangkum menunjukkan bahwa penggunaan sedotan plastik tidak ada manfaatnya melainkan dampak negatif yang ada. Maka dengan itu mari kita semua untuk tidak menggunakan sedotan plastik lagi. Memang sulit untuk menghilangkan kebiasaan ini, namun setidaknya kita mencoba mengurangi penggunaan sedotan plastik sedikit demi sedikit.***