*Manajer saya Pak Erick Thohir yang sekarang Menteri BUMN
Tangsel, Koranpelita.com
Mamang sangat membanggakan hati ketika dijanjikan berbagai bonus dalam sebuah perhelatan akbar seperti Asian Games. Bagi atlet yang berprestasi diberikan hadiah uang miliaran rupiah.
Tapi itu tahun belakangan ini. Tentu saja berbeda dengan kondisi atlet masa lalu.
Dalam perbincangan dengan Pelita, tim basket nasional tahun 2000, Yuliadi Runtiarko, tidak pernah diberikan Bonus miliaran rupiah oleh pemerintah.
Padahal timnya pernah mewakili Indonesia saat berlaga di Libanon maupun Philipina, serta sejumlah negara lainnya.
“Saat itu manajer saya Pak Erick Thohir, yang sekarang jadi Menteri BUIMN,” kata Adi, panggilan sehari hari.
Pria jangkung yang memiliki tinggi badan 189 cm, tetap santai dengan membekali hidup sebagai peternak ikan Tetra, maupun ikan lainnya.
Pria yang kini tinggal di Kompleks Perumahan Lagoon, BSD , Tangsel, tidak pernah protes dan minta kerjaan ke pemerintah.
Hanya saja atas usulan kawan lain yang juga mantan atlet, hendaknya pemerintah bisa memberikan solusi terbaik setelah seseoramgenjadi tim olah raga tingkat nasional.
Adi mencohtohkan, mantan atlet diberikan tempat untuk bisa membina olah raga yang ditekuninya, di sebuah sekolah atau disejumlah klub olah raga.
Awal kiprah atlet basket ini, dikatakan bermula ikut klub basket Tri Dharma di Tulung Agung, Jatim. Kemudian diambil klub Bimasakti dan langsung masuk kelompok pemain profesional. “Sejak itulah kami ikuti berbagai turnamen, baik dalam negeri maupun luar negeri,” jelasnya.
Pria kelahiran tahun 1978 dan lulusan fakultas ekonomi sebuah perguruan tinggi swasta , hanya menikmati hidup atas usaha sendiri ternak ikan. “Kita sih maunya pemerintah memberikan peluang bagus jika mendapati mantan atlet nasional dan berprestasi. Jangan sampai habis manis sepah dibuang,” keluhnya.
Meski demikian, Adi tidak.ngiri melihat atlet sekarang memiliki pamor yang baik. Selain itu rumah dilengkapi fasilitas mobil dan lainnya juga dinilai mantap.
Dirinya juga mengaku prihatin mendengar atlet dayung peraih emas SEA Games tahun 1997, Leni. Perempuan ini terpaksa.memjadi buruh di masa tuanya. Begitu juga Suharto, mantan atlet balap sepeda tahun 1980, harus menjadi tukang becak. ” Seharusnya nggak begitu jika diawali dengan bonus yang cukup,” jelas Adi, tanpa menyebut darimana bonus itu. (Otto Sutoto)
.