Banjarmasin, Koranpelita.com
Dengan mengusung tema “Model Kinerja Pelayanan Melalui Motivasi Kerja : Analisa Kepemimpinan Transformasional, Managerial Coaching, dan Komitmen Organisasional (Pada PT Bank Pembangunan Daerah Di Kalimantan Selatan), Komisari Utama (Komut) Bank Kalsel, Ary Bastari berhasil menyandang gelar Doktor (S3) Ilmu Manajemen/MSDM, Universitas Negeri Jakarta.
Atas keberhasilannya desertasi yang diangkatnya itu pula kedepan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Bank Kalsel, khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan melalui motivasi kerja.
“Alhamdulillah berkat kerja keras dan dukungan semua pihak saya bisa menyelesaikan program doktor saya di Universitas Negeri Jakarta,” kata Ary Bastari dalam rilisnya.
Latar belakang disertasi yang angkat, sebut Ary, tak lepas dari pandangannya terhadap tingginya tingkat persaingan dalam perusahaan modern sekarang agar tetap mampu bertahan dan berkembang di era global.
” Untuk bisa bertahan dan berkembang maka perusahaan modern sekarang dituntut untuk berkinerja yang tinggi. Namun perusahaan tidak akan mencapai kinerja yang tinggi tanpa didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkinerja tinggi pula”, kata dia.
Agar keberadaan SDM memiliki kontribusi atau peran yang maksimal dalam pencapaian visi dan misi perusahaan, imbuhnya, dirinya menilai perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas SDM secara komprehensif dan terus menerus. Tidak hanya melalui pengembangan pemberdayaan SDM, tetapi juga dukungan dan peran serta para pemimpin organisasi termasuk unit-unit kerjanya.
Dalam desertasi itu pula ada beberapa saran yang turut disisipkan, khususnya untuk PT Bank Pembangunan Daerah di Kalimantan Selatan yang menjadi objek penelitian.
Salah satunya Bank Kalsel selayaknya membangun “interpersonal” yang baik, artinya para pemimpin unit kerja harus mudah ditemui oleh staf. Hal ini memberi makna bahwa semua pemimpin unit kerja harus selalu siap membantu karyawan dan memiliki kebijakan “pintu terbuka”, sehingga staf bisa mudah berdialog dan membuka diri untuk mendapatkan masukan.
Kemudian Bank Kalsel selayaknya memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi keterikatan dan kenyamanan karyawan terhadap organisasinya, seperti : Penghargaan, karyawan diberikan kesempatan yang sama untuk mengaktualisasikan diri.
Selanjutnya Bank Kalsel selayaknya melibatkan langsung pemimpin unit kerja (Cabang/Cabang Pembantu) dan melakukan penerapan Kepemimpinan Transformasional dengan memberikan contoh secara konsisten, sehingga memotivasi karyawan dalam bekerja dan sebagai upaya membangun kinerja pelayanan baik dari karyawan tersebut. Peran Manajemen diharapkan dapat memotivasi para karyawan (stafnya) dengan membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil pekerjaan, dengan cara memberikan upah/kompensasi yang sesuai dengan hasil kinerjanya.
“Bank Kalsel juga perlu memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan karyawan dan kesempatan pengembangan diri didalam organisasi secara berkesinambungan agar dapat memotivasi karyawan,” tambahnya.
Kemudian saran lainnya adalah Bank Kalsel diharapkan untuk terus mengembangkan program Digitalisasi dibidang pelayanan, seperti yang telah dikembangkan dalam rangka membangun kinerja pelayanan yang terbaik sehingga akan memberikan kepuasan prima pelanggan.
“Melalui saran-saran tersebut jika bisa dijalankan dengan baik, saya meyakini Bank Kalsel akan dapat lebih berkembang dan mampu menjawab berbagai tantangan zaman di era global seperti sekarang,” tegas DR Ary Bastari SH MH (Ipik)