Solo, koranpelita.com
Penyidik Polresta Solo kembali mrnangkap dua pelaku penyerangan dan pengerebekan acara doa sebelum pernikahan anak Habib Umar Assegaf. Kedua pelaku ini berinidial S alias J dan AN alias H diketahui menghasut pelaku lain untuk melakukan tindak pidana.
Polresta Solo hingga kini telah mengamankan 12 orang diduga pelaku, delapan diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Polri masih memburu pelaku lainnya yang diduga melarikan diri ke luar daerah. “Kedua tersangka S dan AN ditangkap Kamis dini hari pukul 02.15,” kata Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak, Kamis (20/8).
Penyerangan dan penggerebekan acara doa sebelum pernikahan anak Habib Umar Assegaf terjadi pada Sabtu (8/8) di kediamannya kawasan Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8). Dua tersangka ini diduga menghasut pelaku lain untuk melakukan tindak kekerasan di tempat Habib Umar.
Tersangka S dan AN dijerat Pasal 160 KUHP dan/atau 335 KUHP. Sebab keduanya diduga melakukan penghasutan dan ikut melakukan penyerangan di lokasi.
Dari keterangan tersangka S dan AN, polisi telah mendapatkan sejumlah nama pelaku lain yang ikut melakukan penyerangan. Para pelaku lain itu diduga telag melarikan diri ke luar daerah untuk menghindar dari kejaran Polri.
Kapolresta Solo Kombes Ade Safri menghimbau kepada para pelaku yang masih buron untuk segera menyerahkan diri kepada Polri. “Kami juga mendapatkan beberapa nama baru, sudah kami identifikasi keberadaannya. Sekarang pilihan hanya dua, menyerah atau ditangkap,” ujar Kombes Ade.
Para pelaku menyerang dan melakukan penggerebekan acara doa menjelang pernikahan anak Habib Umar Assegaf bakda magrib. Habib Umar mengalami luka serius dibagian kepala dan punggung akibat hantaman benda keras.
Selain Habib Umar, dua anggota keluarganya juga mengalami luka luka akibat diserang para pelaku menggunakan benda keras. Pelaku juga mengerebek lokasi sehingga barang barang untuk persiapan nikah hancur dan berantakan.
Habib Umar Assegaf harus dirawat di rumah sakit akibat luka yang dideritanya sehingga dia batal menjadi wali nikah putrinya yang digelar pada Minggu (9/8).
Para pelaku kepada penyidik Polresta Solo mengaku, mereka nekat melakukan penyerangan karena mendapat kabar di lokasi akan digelar acara yang menyinpang. Mereka terpancing emosi mendengar kabar miring langsung bergerak ke lokasi.(Omi)