Oleh: Tiara C Sinaga
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, salah satunya adalah lempung alam. Lempung alam merupakan produk alam hasil pelapukan kulit bumi yang sebagian besar terdiri dari batuan feldspatik berupa batuan granit dan batuan beku.
Tanah lempung memiliki rumus kimia Al2O3·2SiO2·2H2O dengan berat molekul 796,40 g/mol, terurai pada suhu 1450℃, terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil berdiameter kurang dari 4 mm. Lempung mengandung leburan silika dan alumunium yang halus. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam tanah lempung antara lain ± 45% SiO2, ± 29% Al2O3, ± 10% Fe2O3.
Tanah liat atau tanah lempung dibedakan berdasarkan ukuran dan kandungan mineralnya. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida alumunium yang membentuk kristalnya. Jenis mineral lempung yang utama adalah kaolinit (Al2(Si2O5(H2O), illit (KAl2(AlSi3O10(OH)2, montmorilonit (Al2O3. 4SiO2.H2O + XH2O), haloisit (Al2O3.2SiO2.4H2O), dan klorit ((MgFe)5Al(AlSiO3O10)(OH).
Tanah lempung memiliki ciri-ciri tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian, tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya, dalam keadaan kering tanah cenderung sangat keras dengan ukuran butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus,kadar kembang susut tinggi dan proses konsolidasi lambat. Tanah lempung dapat ditemukan di daerah sawah dan pada tempat penggalian sumur .
Potensi sumber daya alam suatu daerah akam memperkuat basis ekonomi daerah tersebut. Tanah lempung banyak ditemukan di Indonesia. Berdasarkan data penelitian mineral Pusat Sumber Daya Geologi di Provinsi Kalimatan Tengah tepatnya pada Sembuluh I, Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan tanah lempung ditemukan sebagai sumber daya hipotonik sebesar 37.500 ton dan biasanya digunakan pada pembuatan keramik putih. Lempung alam juga terdapat pada Karang Tunggal, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur yang biasanya digunakan untuk pembuatan keramik berwarna.
Selain itu, lempung alam atau tanah liat banyak digunakan sebagai obat untuk sakit perut, penghilang rasa sakit di luka, pembuatan keramik, tungku, detox tubuh, bahan dalam produk kecantikan. Tanah liat dominan digunakan masyarakat sebagai kerajinan tangan untuk pembuatan pot, patung dan mainan.
Seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan, banyak para peneliti yang menggali lagi kegunaan dari tanah liat atau lempung alam antara lain adsorben fenol (modifikasi lempung terinterkalasi anilin mampu meningkatkan kapasitas adsorpsi fenol 100,00 μmol/g), sebagai adsorben untuk penjernihan air gambut yang dapat menurunkan warna, bau,dan kekeruhan dari air gambut, penjernihan minyak goreng, sebagai sorben ramah lingkungan untuk menanggulangi pencemaran minyak mentah dari perairan, dimanfaatkan untuk menghilangkann logam berat (Ni, Cr, Cd dan Pb) dari tumpahan polusi serta berbagai proses agrokimia lainnya.
Dari berbagai kegunaan dari lempung alam atau tanah liat tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa lempung alam dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan geopolimer.
Geopolimer adalah material polimer anorganik yang tersusun atas atom Si dan Al yang tersususn dalam jaringan 3 dimensi. Geopolimer disintesis dari bahan dasar berupa senyawa alumunia-silika dengan aktivator berupa larutan alkali silikat. Jika dikaitkan dengan kandungan yang terdapat pada lempung alam yaitu silika dan alumunium, maka lempung alam berpotensial tinggi sebagai bahan dasar pembuatan geopolimer. Geopolimer dicampur dengan metakaolin terkalsinasi dengan larutan alkali silikat. Subsitusi oleh metakaolin oleh tanah liat dapat menghasilkan polikondensasi. Bukan hanya itu, lempung alam berbentuk partikel-partikel dengan diameter 4 mm dan sangat keras waktu kering dan sulit untuk menyerap air sehingga baik digunakan sebagai bahan dasar geopolimer.
Dengan demikian, lempung alam dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan geopolimer dengan sifat hidrofobik serta mekaniknya yang tinggi. Selain itu, pemanfaatan lempung alam untuk pembuatan geopolimer dinilai ekonomis dan dapat mendukung ilmu pengetahuan yang berkelanjutan jika diberdayagunakan dengan baik dan efisien. (Penulis, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya)