Banjarmasin, Koranpelita.com
Memperingati World Wildlife Day (Hari Kehidupan Alam Liar Sedunia) yang jatuh pada 3 maret, Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia ( SBI ) kembali gaungkan Program ‘Buy Back Land For Wildlife Consevation atau sejengkal demi sejengkal SBI beli kembali lahan yang dulunya merupakan hutan mangrove dan habitat bekantan serta keragaman hayati lahan basah lainnya, untuk direstorasi kembali ditanami pohon rambai .
“ Bagi kami mustahil menyelamatkan kehidupan alam liar, seperti bekantan tanpa menyelamatkan habitatnya,” ujar founder SBI, Amalia Rezeki dalam rilisnya, Rabu (4/3/2020).
Kendati lanjut dia, merekapun sadar tak memiliki uang untuk membeli lahan tersebut. Tapi punya spirit dan komitmen yang kuat serta teman-teman yang dengan tulus membantu.
” Alhamdulillah dengan segala keterbatasan, sedikit demi sedikit telah kami hutankan kembali kawasan yang dulu dialih fungsikan. Kini mulai tampak kehidupan liar yang menghuni kawasan tersebut” kata Amalia Rezaki.
Menurut dia, dukungan yang luar biasa untuk Hari Alam Liar Sedunia telah datang dari negara-negara di seluruh dunia dan banyak orang berkomitmen untuk perlindungan tumbuhan dan satwa liar.
Hari Alam Liar Sedunia memberi masyarakat internasional, hari untuk merayakan kehidupan alam liar, untuk merefleksikan hubungan antara manusia dengan tumbuhan dan satwa liar, serta untuk menemukan peta masa depan yang lestari dimana orang-orang dan kehidupan alam liar dapat hidup berdampingan secara harmonis.
Namu demikian, ancaman terhadap tumbuhan dan satwa liar sampai sekarang masih besar.
Masyarakat dunia saat itu menekankan pada upaya mengakhiri perdagangan tumbuhan dan satwa liar ilegal. Padahal sekarang ancaman terbesar atas keberadaan tumbuhan dan satwa liar adalah kebakaran hutan dan alih fungsi lahan yang sangat masif.
Di jelaskan, hampir tiap minggu SBI menerima laporan konflik satwa liar dengan masyarakat lokal, akibat satwa memasuki area pemukiman dan perkebunan warga.
Dalam dua bulan ini pula sudah sekitar 8 kali terjadi satwa liar yang jadi korban tersengat aliran listrik dan tertabrak kendaraan bermotor, ketika melintas dipemukiman dan jalan umum.
Bertepatan 3 Maret 2020, disaat sebagian besar belahan dunia merayakan World Wildlife Day, Tim SBI bersama tim PKSDAE Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan yang dibantu masyarakat lokal, harus terjun kelapangan untuk melakukan upaya evakuasi monyet Lutung kelabu yang terjebak dipemukiman warga Anjir Serapat Muara – Barito Kuala. ” Itu bisa terjadi karena satwa tersebut telah kehilangan rumahnya yang telah beralih fungsi“, beber Amalia Rezeki.
Ketua Forum Konservasi Flora & Fauna Kalsel, Zulfa Asma Fikra, menambahkan, konflik antara satwa liar dan manusia, dari tahun ketahun sepertinya terus meningkat.
Kebakaran hutan dan Alih fungsi lahan diduga sebagai penyebab utamanya. Untuk itu, berikanlah ruang bagi satwa liar dengan menyisakan lahan hutan untuk rumahnya karena sudah saatnya hidup berdampingan secara damai dan lestari.
“ Tekad SBI untuk membeli kembali lahan yang telah berubah fungsi dan dikembalikan menjadi rumah bagi satwa liar, patut diapresiasi dan didukung, karena tak banyak institusi yang bergerak seperti itu,” tegas Zulva
Asma Vikra.
Disisi lain imbuh anggota Komisi IV DPRD Kalsel ini, upaya Pemerintah Provinsi Kalsel dalam membangun Kawasan Ekosistem Esensial ( KEE ) dibeberapa daerah, untuk melindungi keragaman hayati patut didukung oleh semua stake holder dan ini sebuah langkah maju dalam pembangunan yang berkelanjutan. (/Ipik)