Banjarmasin, Koranpelita.com
Imbas perang dagang dua negara adidaya hingga berdampak negatif pada prekonomian global, termasuk Indonesia, yang diprediksi Bank Indonesia, diyakini salah satu pengusaha lokal, H Jahrian bakal tak banyak pengaruhnya bagi Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Asalkan, semua pelaku usaha mau lebih memperkuat dan bergabung dalam satu-kesatuan membangun ekonomi tingkat bawah.
Karena banyaknya pelaku usaha kecil, dan pedagang kakilima yang tersebar diprovinsi ini merupakan salahsatu kekuatan prekonomian. Terlebih jika terus dilakukan pembinaan maka akan semakin mampu bertahanan.
” Sekarang, sektor pertambangan bukan lagi primdona usaha yang dapat diandalkan. Tetapi potensi besar itu kini ada di sektor pertanian, perkebunan dan prikanan,” kata dia.
Pengusaha asal Kabupaten Barito Kuala inipun, membeberkan, potensi pasar kini sedang cerah dan banyak dibutuhkan seperti merica, jengkol, tepung ikan dan lainnya.
Dari itu, salahsatu fungsionaris Partai Nasdem Kalsel yang membidangi pertanian, perkebunan dan perikanan ini berharap, keterlibatan semua partai politik dan elemen lainnya untuk sama-sama melakukan pembinaan kepada pelaku usaha di daerah.
Kemudian pemerintah daerah mendukung dalam bentuk regulasi untuk mempermudah perizinan bagi pengusaha lemah maupun menengah dan atas, termasuk membantu promosi dan peluang pasarnya.
” Disini saya sebagai pelaku usaha, sebenarnya tidak takut juga terhadap imbas mereka, karena kita memiliki potensi sandang, pangan yang lengkap,” tegasnya.
Selain itu, Indonesia juga tidak terlalu mengharapkan membangun sebuah power atau kekuatan strategi “perang”. Tapi kita memerlukan ekonomi yang kuat, karena maju-mundurnya sebuah negara terletak pada prekonomian.
Sebelumnya Perwakilan BI di Banjarmasin, merilis, perang dagang Amerika-Tiongkok berimbas negatif terhadap prekonomian global, termasuk ke Kalsel. (Ipik)