Pelaku Bisnis Keluhkan Lemahnya Daya Beli Masyarakat di Sampit
Sampit,Koranpelita.com
Zam’an SE MM, pengusaha kuliner dan pelaku beberapa jenis usaha lainnya yang cukup dikenal di Kota Sampit ketika dikonfirmasi Kamis ( 19/9) membenarkan telah mengeluhkan lemahnya daya beli masyarakat. Hal ini seperti diungkapkannya di dunia maya.
Menurutnya, dua hari yang lalu dirinya sempat berbincang-bincang dengan H. Goto, seorang suplier daging sapi potong di kota Sampit,Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalteng, yang mengeluhkan merosotnya penjualan daging sapi sejak lebaran Idul Adha tahun ini.
Serta ditambah lagi adanya proyek gorong-gorong yang mengakibatkan banyak warung makan tutup di sepanjang jalur terkena proyek drainase di Kota Sampit.
Selain itu kabut Asap yang sudah berbulan-bulan disini semakin menambah anjlok penjualan. Tidak tanggung-tanggung, angkanya hampir mencapai 30 persen.
“Saya biasa jual sapi potong dengan omzet 1,3 M perbulan. Namun saat ini paling tinggi 1,1 M atau kurang, ” ungkap H.Goto kepada Zam’an yang dikenal juga sebagai Ketua Dewan Kesenian Kotim ini.
Zam’an yang juga mantan wartawan Harian Pelita Jakarta yang disebut -sebut sebagai calon Bupati Kotim ini mengatakan, bahwa ektor kuliner maupun produk lainnya juga mengalami dampaknya. “Hal tersebut juga kami alami di sektor kuliner maupun produk lainnya, perang dagang Amerika dan China benar-benar terasa berimbas sampai daerah. Kotim yang mengandalkan sektor perkebunan sawit, karet dan rotan, harga komoditas tak kunjung membaik kecuali rotan. Akibatnya penghasilan masyarakat menjadi turun, daya beli lemah, banyak juga pengangguran akibat banyak perusahaan sawit yang melakukan penciutan karyawan,” bebernya.
Usaha-usaha lainnya juga melakukan efisiensi dengan pengurangan karyawan bahkan ada yang tutup. Salah satu solusi Pemerintah Daerah harus lebih banyak menggelontorkan proyek-proyek padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja. Sehingga bisa membantu mengurangi penggangguran dan memperbanyak uang yang beredar. (Ruslan AG)