LDII Siapkan Warganya Menyambut Revolusi Industri 4.0
Jakarta,koranpelita.com
DPP LDII menggelar lokakarya nasional yang fokus dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Lokakarya nasional ini menjadi penting, karena, gelombang industri 4.0 menuntut adaptasi yang cepat dari masyarakat.
“Industri 4.0 ini menciptakan perubahan besar, di bidang ekonomi mengubah cara orang berproduksi, distribusi dan konsumsi.
Sementara di dunia pendidikan, memberi pilihan-pilihan bagaimana siswa belajar,” ujar Ketua DPP Prasetyo Sunaryo. Acara ini dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto, sekaligus menjadi pembicara.
Dalam pandangan LDII, masyarakat harus disiapkan dalam menyambut revolusi industri 4.0 harus. Salah satunya dengan menghilangkan gap dalam penggunaan internet. Sementara itu, secara parallel, LDII mendorong warganya untuk memanfaatkan internet dalam pendidikan dan ekonomi, “Beberapa warga LDII telah bergiat di bidang internet, baik di bidang pertanian, pendidikan, dan ekonomi,” imbuh Prasetyo.
Era disrupsi yang memindahkan aktivitas sosial, politik, dan ekonomi dari alam nyata ke alam maya, memang berdampak serius. Menurut Prasetyo, umat manusia sebelumnya tak berpikir bahwa dunia bisa seperti ini. “Terjadinya economic shifting mengakibatkan kegoncangan, bisnis yang mapan bisa jatuh lalu muncullah jenis-jenis usaha baru yang memanfaatkan internet,” jelasnya.
Sementara di bidang pendidikan, sangat memungkinkan matinya lembaga-lembaga kursus atau les, karena terdapat aplikasi yang memungkinkan siswa atau orangtua memilihkan guru les, seperti ruangguru.com. Tanpa antisipasi atau pengetahuan yang cukup, masyarakat bisa kehilangan mata pencaharian. Namun di sisi lain, bila dimanfaatkan, era digital memberi kesetaraan bagi semua orang untuk mengakses kesejahteraan, membuka usaha, bahkan menjadi artis di Youtube, tanpa harus membintangi film atau membuat karya seni yang hebat.
“LDII sedang mendorong warganya untuk bisa beradaptasi dengan revolusi industri 4.0, agar imbas terpuruknya ekonomi, bisa disiasati dengan memanfaatkan kemudahan-kemudahan di era digital ini,” ujar Prasetyo.
Lokakarya nasional dihadiri 200 orang perwakilan dari DPW-seluruh Indonesia, praktisi ekonomi dan pendidikan. Pertumbuhan sekolah dan pesantren di lingkungan warga LDII sedang digiatkan.
Sementara di sisi lain, fokus pengembangan ekonomi syariah dengan usaha-usaha konvensional, harus berinovasi menghadapi economic shifting. “Dunia pendidikan dan ekonomi merupakan tulang punggung bangsa untuk menjadi bangsa yang maju, untuk itu kedua hal ini harus bisa beradaptasi dengan era digital. Khususnya usaha-usaha yang dikelola dalam bentuk koperasi-koperasi majelis taklim warga LDII,” ujar Prasetyo.
Lokakarya yang digelar pada 10-13 September tersebut, dihadiri sejumlah akademisi dan praktisi di bidang pendidikan dan ekonomi. Dari sisi teoritis, peserta bisa memahami gejala atau fenomena, sementara para praktisi akan memberikan pengalamannya melampaui era industri 4.0. (Vin)