24 Tahun EDII Berdiri, Siap Hadapi Perubahan

Jakarta, Koranpelita.com

Persaingan bisnis semakin ketat, membuat EDI Indonesia yang telah menginjak usia 24 tahun ini siap menjalani tantangan bisnis dan tidak boleh tertinggal untuk menghadapi perubahan-perubahan yang akan terjadi.

“Kami bersyukur dengan perkembangan EDI Indonesia selama ini. Namun tidak boleh puas dengan apa yang telah diperoleh, harus siap menghadapi tantangan bisnis dan siap pula menghadapai perubahan yang akan terjadi,” ujar Dirut EDI Indonesia, Helmi Wantono, dalam acara peringatan HUT EDI Indonesia, belum lama ini.

Seperti diketahui, EDI Indonesia didirikan pada tanggal 1 Juni 1995 sebagai perusahaan pelopor dalam mengembangkan Jasa Pertukaran Data Elektronik (PDE) di Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Dengan pengalamannya, telah memberikan beragam solusi kepada para pelanggannya di bidang e-business mulai dari Konsultansi bidang IT, Training, Pengembangan Software, Implementasi dan Integrasi Sistem, IT Managed Service hingga penyelenggaraan layanan PDE berbasis teknologi Value Added Network / VAN, EDI Over Internet, Web Services / SOA (Service Oriented Architecture) dan layanan berbasis Cloud Services.

Dia menjelaskan, demi menjamin keamanan informasi dari seluruh Pelanggan, EDI Indonesia telah mendapat sertifikasi ISO 27001:2015 tentang Information Security Management. dan ISO 9001:2015 tentang Quality Management.

“Dalam kurun waktu tersebut dengan layanan Pertukaran Data Elektronik 60 x 24 x 7, kami mendukung kegiatan perdagangan, khususnya fasilitasi perdagangan internasional,” ujarnya.

Pengguna jasa saat ini, katanya, meliputi instansi pemerintah, BUMN, importir, eksportir, perusahaan pelayaran, bank, perusahaan farmasi, perusahaan retail, asuransi dan otomotif. Antara lain, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pos dan Telekomunikasi, BPOM, Karantina, Unilever, Nestle, Matahari, Giant, Lotte, Philips, Coca Cola, Toshiba, Indomaret, Toyota, AHM, Bakrie, serta komunitas bank yakni Bank Mandiri, BRI, Bank Mega, Deutsche Bank, JP Morgan, Citibank, Bank ANZ, Bank Panin, BCA, Standard Chartered, Bank Mizuho, CIMB Niaga, Mitsui Bank, Bank Of Tokyo Mitsubishi UFJ, Bank BNI, Bank Danamon.

“Kami juga memperluas target pemasaran ke internasional dengan memberikan layanan yang menghubungkan perusahaan dengan partner bisnis baik di dalam maupun luar negeri diantaranya dengan menjalin kerjasama interkoneksi ke beberapa e-business provider di negara lain, seperti CIECC di China (terhubung langsung dengan 14 Propinsi di China), NACCS di Jepang, KTNet di Korea Selatan, InterCommerce di Philipina, dan KGH di Swedia yang terhubung ke semua negara Uni Eropa,” paparnya.

Dengan adanya kerjasama interkoneksi tersebut, kata Helmi, memungkinkan masyarakat usaha di Indonesia bertukar dokumen/informasi dengan partner bisnis secara reliable, aman, dan terpercaya secara otomatis dari aplikasi ke aplikasi. (lenny handayani)

About redaksi

Check Also

Ketua DPP PKS: Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024

Jakarta, Koranpelita.com Ketua DPP PKS menanggapi paparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan Anggaran Pendapatan dan Belanja …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca