Jakarta, Koranpelita.com
Sambal adalah sebuah keniscayaan, untuk tidak mengatakan sebagai sebuah kepastian dalam hidangan makanan di Indonesia.
Buktinya hampir semua hidangan di meja makan, di Indonesia hampir pasti selalu disandingkan dengan sambal di sana. Apapun jenis dan bahan sambal itu. Dari daerah manapun kita berasal, sambal mengada dengan nama dan bahannya masingmasing.
Singkatnya, sambal tidak bisa dipisahkan dari peri kehidupan masyarakat Indonesia.
Memahami itu Adinda Putri Bintang berinisiatif membuat sambal kemasan yang dibuat dari bahan pilihan, organik dan rempahrempah terpilih asli Indonesia. Untuk kemudian diolah dengan cara paling hiegenis, dan dikemas dalam kemasan yang dapat mencegah mikroba dapat merusak citarasa sambal kemasannya.
“Sambal Adinda, ” demikian putri Ketua Umum Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) H. Firman Bintang, itu melabeli produk kreatif UMKM nya, bukan hanya dibuat dengan bumbu pilihan, “Tapi juga sekaligus menjaga higienitasnya dalam proses pembuatannya, sehingga saat sampai ke konsumennya, sterilisasi dan cita rasanya terjaga, ” kata Adinda Putri Bintang di Jakarta, Senin (22/7).
Adinda Bintang menjelaskan sambal khasnya ini proses pembuatannya tidak melibatkan dan menggunakan bahan pengawet. “Di luar ruangan bisa bertahan selama 3 hari. Kalau diletakkan di dalam lemari pendingin atau kulkas bisa bertahan selama 2 minggu, sedangkan kalau disimpan di ruangan freezer bisa sebulan lebih, ketahanannya, ” katanya.
Adapun tingkat kepedasan sambal buatannya, berada pada tiga level kepedasan. Yaitu warna tutup botol hijau (low), kuning (medium), merah (high).
Tutup botol merah artinya, levelnya pedess banget. Komposisinya: kecombrang, cabe merah keriting, cabe rawit, minyak sayur, bawang merah, bawang putih, daun sereh, daun jeruk, danteri medan.
Tutup botol kuning, level kepedasannya, sedang, atau “hanya” pedas. Komposisinya: minyak sayur, kecombrang, bawang merah, sereh, daun jeruk, dan cabe merah keriting.
Tutup botol Hijau, cenderung tidak pedes, karena dibuat khusus untuk anakanak. “Untuk yang warna hijau, akan segera kami produksi massal, coming soon,” janji Adinda Bintang .
Proses pembuatan dari bahan mentah sampai jadi berupa sambal, sepenceritaannya, membutuhkan waktu yang relatif cepat. “Dimasaknya sih cepet, kurang lebih menbutuhkan waktu selama 30 menit. Yang lama motongin bahanbahannya aja, karena semua bahan manual gak diulek atau blender,” terangnya.
Paling utama, secara teknis Adinda Bintang telah membangun manajemen pengiriman sebaik, secepat dan seadil mungkin kepada konsumennya, sehingga harga sambalnya menjadi sangat ekonomis.
Untuk itu, dia telah membuat alamat online beralamat di @sambaladinda.id via aplikasi Instagram. Alamat yang sama untuk pengujung lapak Shopee. Atau jika mau melakukan pemesanan secara langsung bisa dikirim menggunakan JNE YES, atau sesuai permintaan customer. Meski dia menyarankan moda JNE YES.
“Kalau pakai Gojek/Grab/Paxel order sendiri, dengan search ADINDA BINTANG,” katanya berpromosi sembari menyebut harga satuan sambalnya berukuran 200 gram seharga Rp35.000,-
Demi menarik minat pencinta sambal di manapun berada Putri sedang memberlakukan promo selama bulan Juli, dengan harga Rp100 ribu untuk 3 botol sambal. Harga itu masih bisa digoyang, jika pembelian melibatkan partai besar. Jadi, alihalih penasaran silakan mencoba dan mencicipi Sambal Adinda, yang aduhai rasanya. Karena cita rasanya, sangat Indonesia. (esa)