Semarang, Koranpelita.com
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengemukakan pembangunan hunian sementara warga Tambakrejo, Tanjungmas Semarang Utara di Kalimati bakal selesai lima minggu ke depan.
Pengerjaannya pun bakal digarap gotong royong antara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali Juana, Pemkot Semarang dan warga setempat, Senin (13/5) sore menjelang berbuka puasa.
Ganjar usai kunjungan kerja di Bali langsung meninjau lokasi pembangunan hunian sementara di Tambakrejo RT 5 RW XVI Tanjungmas Semarang. Proses pembangunan tersebut diperuntukkan bagi 97 kepala keluarga terdampak normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Selain 97 KK tersebut, sekitar 60 KK telah sepakat pindah di Rusunawa Kudu.
Warga yang tidak menyangka dengan kehadiran orang nomor satu di Jawa Tengah itupun nampak sumringah. Anak-anak sampai bapak-bapak warga Tambakrejo pun langsung berebut salam sementara beberapa ibu-ibu menjelaskan kondisi kehidupan mereka saat ini.
“Ini kami di tenda, pak, bareng anak-anak juga. Tapi alhamdulilah anak-anak ada yang menghibur dari adik-adik mahasiswa,” kata salah satu ibu-ibu yang mencegat Ganjar sebelum masuk ke tenda.
Ganjar pun langsung masuk ke tenda dan ngobrol santai dengan beberapa warga. Setelah memasuki dua tenda, Ganjar sempat mengintip para mahasiswa yang tengah memberi hiburan pertunjukan teater boneka. Ada sekitar 15 anak-anak yang antusias menyimak pertunjukan itu. Setelah itu, Ganjar langsung menuju pada reruntuhan pemukiman yang bakal terdampak pengerjaan normalisasi BKT.
“Saya hanya menindaklanjuti pertemuan kemarin maka saya ke sini. Terus ada yang bertanya, ini kan kami tetap di sini lha yang kemarin sudah pindah ke rusunawa kembali ke sini enggak. Nah semua yang sudah bersepakat tidak bisa dikembalikan. Yang sudah pindah ya sudah, yang ini akan dibangunkan bedeng di sini. Bedeng sebenarnya tidak enak, tapi karena itu pilihan ya kami hormati,” kata Ganjar.
Sebelumnya, Ganjar memediasi antara Pemkot Semarang dengan warga Tambakrejo di balaikota Semarang pada Minggu (12/5). Dalam mediasi tersebut kedua belah pihak bersepakat untuk relokasi warga di Kalimati namun menunggu proses pembuatan Huntara oleh BBWS selaku penanggung jawab pengerjaan normalisasi BKT. Sambil menunggu pengerjaan usai, warga kini tinggal di tenda yang disediakan Pemkot, PMI dan BPBD.
“BBWS akan bekerja minta waktu lima Minggu untuk menguruk dan kawan-kawan warga sini akan membantu. Kawasan ini akan diuruk semua,” katanya.
Saat ini proses pengerjaan telah sampai pada proses pengurukan lahan calon hunian sementara di Kalimati. Dengan progres tersebut Ganjar tidak ingin lagi ada polemik yang merintangi pengerjaan normalisasi BKT, terlebih Komunikasi antara BBWS, Pemkot Semarang dengan warga telah berlangsung selama dua tahun terakhir.
“Saya tidak mau lagi ada orang berkonflik siapapun, yang tidak berkepentingan tidak usah, kalau ada yang mau bertanya, langsung kepada pak Hendi atau saya. Maka penataan itu yang dibutuhkan. Saya lihat hari ini sudah baik hubungannya. Tidak ada lagi cerita-cerita BBWS kesulitan masuk karena masyarakat sudah mendukung,” katanya.
Ke depan, lanjut Ganjar, ada banyak pilihan bagi masyarakat Tambakrejo. Salah satunya ada rusunawa yang bakal dibangun Pemkot Semarang di sekitar pemukiman yang saat ini telah dirobohkan. Dan itulah yang jadi kesepakatan antara Pemkot Semarang dengan warga sini.
“Sebenarnya kemarin ada banyak pilihan tapi kedua belah pihak sudah sepakat rusunawa. Tapi kesepakatan itu bukan hal mati, masih bisa dirembug. Bisa di renegosiasi. Yang penting masyarakat bisa hidup ayem tentrem ben tenang. Bantuan juga bisa masuk, maka enak. Harapannya yang paling penting sekarang tenang dulu. Pemkot juga sudah memberi bantuan,” kata Ganjar.
Dengan kesepakatan tersebut, warga berharap proyek normalisasi BKT kembali berjalan. Rohmadi, Ketua RT 05 RW XVI Tambakrejo, Kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara mengatakan warga akan ikut gotong royong membangun Huntara yang disiapkan BBWS.
“Semoga apa yang direncanakan pemerintah bisa jadi kenyataan. Karena memang banyak sisi positif. Sehingga perekonomian kami bisa terangkat,” katanya.
Bahkan dia mengamini harapan Ganjar yang bermimpi agar Tambakrejo jadi daerah yang memiliki wisata air layaknya Venesia, Italia. Karena didukung pemukiman yang tertata serta keberadaan sungai yang bersih.
“Harapan saya, dari tempat yang kumuh ini kelak di kemudian hari jadi tempat yang bersih dan orang bisa berwisata air karena ini indah sekali. Pernah tidak sampeyan berpikir ini jadi tempat seperti Venesia? Kita harus bermimpi ke sana,” harapnya. (sup)