Jakarta, Koranpelita.com
Ketua Tim Pakar Kementerian Desa PDTT Prof Dr Haryono Suyono bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsim Emil Dardak menjadi narasumber mengatasi masalah sunting, di Jawa timur.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur H Yenrizal Makmur, menjadi moderator. Acara bertajuk “Cegah Stunting, Tinggalkan Kemiskinan, Percepat Peningkatan IPM di Provinsi Jawa Timur Tahun 2019” ini dibuka langsung Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak.
Haryono mengangkat upaya untuk meningkatkan IPM suatu wilayah khususnya di Jawa Timur. Di antaranya, pemerintah daerah harus memastikan di wilayahnya tidak ada anak muda yang tidak sekolah.
“Jadi ukurannya, bukan pintarnya anak-anak usia sekolah, tetapi berapa tahun anak-anak usia sekolah ini bisa sekolah. Sehingga setiap anak kalau perlu masuk SD, SMP, SMA, masuk perguruan tinggi menempuh S1, S2 dan S3,” jelasnya.
Setiap orang harus bekerja. “Jadi, bukan setiap orang itu kaya. Tidak, tetapi setiap orang harus bekerja, mau jadi buruh, TNI, pegawai negeri, maupun jadi pedagang. Tetapi tidak boleh seorang anak dari orang kaya tidak bekerja, itulah yang akan menurunkan IPM,” tuturnya seraya menegaskan IPM tidak saja tergantung kepada orang miskin tetapi juga orang kaya.
Di hadapan puluhan peserta dirinya pun menegaskan kembali indikator naik turunya IPM suatu wilayah. “Jadi naiknya IPM itu bisa dilihat dari umur panjang manusia di suatu wilayah, lamanya sekolah dan bekerja,” ujarnya.
Menurutnya mnculnya masalah stunting tidak bisa mendadak, tetapi memerlukan proses, seperti tidak ikut KB, ibu dipaksa hamil meskipun kondisinya miskin, sehinggu muncul stunting.
“Karena BKKBN Jatim bukan hanya mengurusi soal kontrasepsi seperti spiral, kondom, pil KB tetapi mulai bergerak menangani dan mencegah masalah stunting, pengentasan kemiskinan dan upaya mempercepat peningkatan IPM,” tegasnya.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsim Emil Dardak mengajak seluruh peserta untuk melakukan perkuatan Program PKK, bukan saja hanya memperkuat program-program Posyandu.
“Apalagi saat ini dengan bergulirnya dana desa, itu sangat strategis untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di desa langsung dari akarnya. Jadi kalau kita rangkul ibu-ibu ketua tim penggerak PKK desa, maka harapannya dapat menyentil bapak-bapaknya,” ujar Arumi seraya optimis selama ini TP PKK Provinsi Jatim sudah terjalin kerja sama yang baik dengan berbagai sektor terkait demi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa Timur.