Jawa Barat, Koranpelita.com
Sebanyak 600 desa berkembang dan tertinggal di Jawa Barat segera punya akses internet, Wi-Fi gratis, menyusul diluncurkannya program Desa Digital di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Minggu (14/4). Seperti dilansir Ceknricek.com.
Program tersebut diluncurkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, meluncurkan program tersebut disaksikan warga desa setempat.
“Selain penyertaan infrastruktur dan peningkatan literasi digital, harapannya setiap desa juga mampu memanfaatkan kanal informasi dan komunikasi, seperti Instagram dan WhatsApp Group untuk berkomunikasi dengan perangkat desa dan mempromosikan potensi desa,” kata Gubernur Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menuturkan, dengan adanya program desa digital, warga desa khususnya generasi muda bisa belajar Bahasa Inggris secara online. Warga juga dapat menonton tayangan yang bermanfaat. “Ini akan semakin membuka akses informasi, pendidikan dan meningkatkan produktivitas juga pemasaran produk-produk lokal,” ujarnya.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menambahkan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat memanfaatkan jaringan internet untuk mempromosikan produk-produk lokal menggunakan saluran e-commerce atau market place. “Pada gilirannya kesejahteraan masyarakat akan meningkat melalui inovasi digital,” katanya.
Program Desa Digital merupakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Di Jabar, BAKTI berkomitmen menginstalasi VSAT (Very Small Aperture Terminal) yang terhubung dengan satelit di 600 desa berkembang dan tertinggal. Saat ini telah ada VSAT desa di 17 kabupaten/kota yang diinstalasi vendor swasta. Perangkat ini dipasang di balai desa, kantor desa, pesantren, sekolah, dan puskesmas.
Gubernur Emil berharap, ke depan per tahun terpasang Wi-Fi di 1.000 desa. “Kami memohon kepada Pak Menteri (Kominfo) bisa menambah jumlah desanya nanti kombinasi antara APBD dan APBN targetnya 1.000 desa per tahun itu bisa kita upayakan,” ujar dia.
Menkominfo Rudiantara menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir dengan pengaruh negatif internet. Sebab Kominfo akan selaku mengawasi dan mengedukasi relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komunkasi) yang akan menjadi pendamping warga.
“Untuk menangkal pengaruh negatif dari internet masuk desa, nanti warga dan kepala desanya diedukasi. Contohnya tentang berita hoaks oleh teman-teman relawan TIK,” ujar Rudiantara.
Para pendamping, kata Menteri, juga akan mengajarkan warga desa bagaimana memanfaatkan peluang UMKM melalui e-commerce dan literasi menghindarkan konten-konten negatif.
“Tujuan kami bersama Pak Gubernur, Desa Digital ini agar kesenjangan digital (masyarakat) menipis. Jangan hanya orang kota saja, tapi semua harus merasakan (internet),” katanya. (esa)