SEMARANG, Koranpelita.com
Kelompok Milenial Antigolput Semarang menyerukan kepada generasi milenial untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu 17 April mendatang.
Mereka menggelar aksi teatrikal dengan tubuh bertelanjang dada dilumuri cat bertuliskan “NO GOLPUT” pada Car Free Day (CFD) di kawasan Simpang Lima Kota Semarang, Minggu (14/4).
Koordinator Kelompok Milenial Antigolput Semarang, Ivan Handoko mengatakan, aksi teatrikal dilakukan berangkat dari keresahan atas kecenderungan meningkatnya golongan putih alias golput. Prediksi meningkatnya kelompok pemilih yang tak mau memberikan suaranya dalam Pemilu 2019 itu terbaca dari hasil sejumlah lembaga survei.
“Dari hasil survei, kecenderungan generasi milenial yang golput melebihi angka 40 persen. Selain apatis terhadap politik, pada hari H pencoblosan nanti kan ditetapkan sebagai hari libur. Maka ada kemungkinan mereka akan memilih liburan ketimbang datang ke TPS,” katanya.
Menurut Ivan, sikap golput bukanlah sebuah solusi. Sebab, masa depan untuk memajukan bangsa ini akan dipertaruhkan di bilik suara. Apalagi pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp24,8 triliun untuk penyelenggaraan Pilpres dan Pileg 2019.
“Kalau masalah pilihan terserah. Karena masing-masing pasti sudah cerdas menentukan pilihan. Jangan justru memiliki mindset ‘Sopo ae sing dadi ora urusanku (siapapun yang terpilih bukan urusanku)’. Tetapi datanglah ke TPS dan pilihlah pemimpin yang baik,” ujarnya.
Aksi teatrikal ‘NO GOLPUT’ tersebut juga diikuti oleh Semarangker atau komunitas penjelajah tempat angker, serta pegulat milenial Jawa Tengah. Dengan tubuh bertelanjang dada dilumuri cat merah putih, mereka berjalan kaki mengelilingi kawasan Simpang Lima untuk menyerukan pentingnya menggunakan hak pilih.