Namanya Rizal, seorang montir biasa. Dengan pakaian lusuh dan berbau oli, dia naik ke atas panggung setelah berjuang melewati ribuan orang untuk berada di tepi panggung orasi Prabowo. Mengetahui niat sucinya, panitia acara mempersilahkan ia naik panggung sambil ditemani Fadli Zon.
Padang, Koranpelita.com
Seorang lelaki dengan pakaian berlumuran oli bekas, naik ke atas panggung, di mana Prabowo masih menyampaikan orasi politik di Padang.
Namanya Rizal, seorang montir biasa. Dengan pakaian lusuh dan berbau oli, dia naik ke atas panggung setelah berjuang melewati ribuan orang untuk berada di tepi panggung orasi Prabowo. Mengetahui niat sucinya, panitia acara mempersilahkan ia naik panggung sambil ditemani Fadli Zon.
Dengan wajah lelah karena telah berada di lokasi sejak lama dan harus berjibaku dengan ribuan orang lainnya. Rizal menyodorkan sekantong uang receh dalam genggamannya.
Tangannya gemetar dan wajahnya penuh harapan, ia majukan tangan menemui pemimpin yang di anggapnya akan membantu negara ini lepas dari masalahnya.
Prabowo pun menghentikan orasinya, sejenak ia melihat pria di depannya. Prabowo melepas kacamata hitamnya. “Kacamata saya ini tembus pandang, bisa melihat ketulusan hati orang,” kata Prabowo.
Prabowo maju dan merengkuh bahu Rizal, dengan hangat dia memeluk Rizal sambil terisak. Dan rizalpun merasakan hal yang sama, dia pun terisak di dada Prabowo. “Jujur, saya merinding menuliskan kisah nyata ini,” tulis Prabowo dilaman pribadinya.
Keduanya larut dalam keharuan. Rizal, seorang masyarakat biasa, berhasil menemui calon presiden harapan Indoensia dan memeluk dirinya di hadapan ribuan orang yang mempunyai niat yang sama. Dan Prabowo, tidak bisa menyembunyikan Isak tangisnya.
Air mata pemimpin beradu dengan air mata rakyat jelata. Tanpa batas dan tanpa sekat apapun. Sebuah ketulusan dari rakyat untuk calon pemimpin masa depan.
Rizal bukankah orang mampu yang mempunyai uang saat itu juga, ia mengumpulkan receh hasil dari kerjaan montir di bengkel kecilnya. Bisa jadi ia adalah pekerja di bengkel orang. Keinginan dia sangat kuat, begitu mengetahui Prabowo akan adakan kampanye di Padang, dia telah persiapkan uang receh itu.
Karena bukan hari libur, ia tidak bisa pergi dengan baju yang terbagus untuk menyambut pemimpinnya. Ia hanya bisa izin dari tempatnya bekerja dan memakai baju seragam apa adanya, baju lusuh dan masih banyak bekas oli bekas di bagiannya. (esa)