Banjir Purworejo, Pemprov Jateng Siapkan Asuransi dan Bibit Gratis Untuk Petani
SEMARANG, Koranpelita.com
Banjir yang melanda Kabupaten Purworejo merendam 1.874 hektare tanaman padi. Beberapa diantaranya terancam gagal panen atau puso karena padi yang terendam banjir berusia 75 hari hingga menjelang panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Suryo Banendro mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo untuk melakukan pendataan dan pengecekan di lapangan. Data itu penting sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan.
“Dari data yang saya dapat, banjir kemarin merendam ribuan hektare tanaman padi di delapan Kecamatan. Usia padi rata-rata di atas 75 hari setelah tanam sampai menjelang panen.
Kondisinyajuga bervariasi, ada padi yang hanyut karena derasnya banjir sebanyak 7,5 hektare, ada pula yang roboh sampai 2,5 hektare,” kata Suryo, Selasa (19/3).
Pihaknya menerangkan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan tersebut. Untuk tanaman padi yang gagal panen atau puso, Pemprov Jateng lanjut dia sudah menyiapkan asuransi baik asuransi yang ditanggung oleh APBD maupun APBN.
“Semua sudah kami siapkan, alokasinya sudah ada, tinggal mengajukan. Saat ini masih dilakukan pendataan dan verifikasi oleh teman-teman di Kabupaten. Nantinya para petani yang mengalami puso akan mendapat asuransi sebesar Rp6 juta,” terangnya.
Di dana alokasi untuk asuransi, Pemprov Jateng lanjut dia sudah mengalokasikan anggaran untuk membayar polis asuransi sumber APBD provinsi itu berjumlah 7.761 hektare. Sedangkan untuk polis Asuransi dari APBN, sebanyak 155 hektare.
“Kalau asuransi sumber APBD, semua polis asuransi yang menanggung pemerintah, namun kalau yang bersumber dari APBN, petani masih harus membayar polis asuransi sebesar Rp36 ribu,” paparnya.
Selain asuransi, pemerintah lanjut Suryo juga menyediakan bantuan bibit gratis, baik melalui cadangan benih nasional maupun bantuan benih dari pemerintah daerah.
“Ini prosesnya cepat, tinggal teman-teman dari Kabupaten mendata dan mengajukan maka akan langsung turun bantuan ini,” tegasnya.
Suryo menambahkan, pihaknya juga melakukan perbaikan irigasi yang rusak akibat banjir di Purworejo itu. Bantuan perbaikan irigasi dilakukan di beberapa lokasi, seperti di Kecamatan Pituruh, Bayan dan lainnya.
“Perbaikan saluran irigasi tersebut agar nantinya kegiatan pertanian akan kembali berjalan normal,” tegasnya.
Ia menambahkan, BMKG Jateng telah memberikan informasi jika hujan lebat masih akan mengguyur Jawa Tengah. Untuk itu, pihaknya berpesan kepada para petani untuk mewaspadai musibah banjir dan menguatkan irigasi.
Selain itu, lanjut dia, iklim saat ini sangat mendukung pertumbuhan hama dan penyakit. Tidak hanya di padi, tapi di seluruh tanaman pangan dan holtikultura khususnya penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri dan lainnya.
“Jadi saya berpesan kepada para petani dan juga petugas di lapangan untuk melakukan pengamatan secara serius,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sri Puryono saat meninjau lokasi banjir Purworejo mengatakan, penanganan banjir di Purworejo dilakukan semaksimal mungkin. Pihaknya menegaskan jika pemerintah tidak akan tinggal diam terhadap musibah itu.
Beberapa upaya telah dilakukan Pemprov Jateng untuk mengatasi bencana tersebut. Diantaranya pemberian bantuan logistik, pendirian posko evakuasi maupun kesehatan dan juga dapur umum.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak untuk penanganan tanggul yang jebol,” ucapnya. (sup)