Jayapura, Koranpelita.com
Tercatat dampak banjir bandang menerjang 9 kelurahan di Kabupaten Sentani, hingga Minggu (17/03) masih menyisakan air di berbagai wilayah Jayapura. Kini masih tercatat 50 korban tewas pada peristiwa itu.
Bahkan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengungkapkan lebih dari 1000 warga Sentani dievakuasi ke kantor bupati dan rumah dinasnya, seperti dilansir BBC News.
Banjir bandang membuat warga panik. Warga menyelamatkan diri dan harta bendanya ketika itu. Banjir terjadi malam hari.
“Karena tengah malam musibah ini, jadi ada yang dalam kondisi tidur, belum siap sama sekali, mereka hanya keluar membawa baju yang di badan,” ujar Mathius, Minggu (17/3).
Mathius menerangkan, kebutuhan air juga terkendala karena sumber air berasal dari Gunung Cicloop, sehingga dibutuhkan tangki air bersih untuk kebutuhan warga dan keperluan rumah sakit yang menampung korban luka-luka.
Kepala Humas Polda Papua Ahmad Musthofa Kamal mengatakan tiga lokasi terdampak parah akibat terjangan banjir bandang ini adalah di sekitar bandara, perumahan Bintang Timur dan sekitar lapangan udara.
Sebagian besar wilayah yang terdampak hingga kini masih tertutup lumpur material banjir. Diperkirakan masih banyak korban yang terperangkap materi lumpur.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan dari 50 orang meninggal dunia, 38 jenasah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Papua, 7 jenasah di RS Marthin Indey, dan 5 jenasah di RS Yowari.
Sebanyak 49 korban sudah berhasil diidentifikasi sedangkan 1 jenasah masih dalam proses identifikasi.Sementara 59 orang luka-luka yang dirujuk ke PKM Sentani, RS Bhayangkara dan RS Yowari. Dinas Kesehatan Jayapura dan Dinas Kesehatan Papua mengkoordinir penanganan tim medis bagi korban. (bbc/naz)