Jakarta, Koranpelita.com
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) Kota Administrasi Jakarta Selatan Yubaidillah Yusuf SH mengatakan, perlunya gebrakan ditengah masyarakat untuk memasyarakatkan budaya Betawi di Jakarta Selatan.
Pada bincang dengan Yubaidillah SH dengan Koranpelita.com, kemarin, merasa prihatin dengan kondisi kebudayaan Betawi di wilayah Jakarta Selatan.
“Kurang perhatian dari Wali Kota Adminitrasi Jakarta Selatan Marullah Maatali dan Gubernur DKI Jakarta Anies Bawesdan. Seharusnya ikut andil mengembangkan kebudayaan Betawi, sebagai icon Jakarta sebagai ibukota Negara,” tandas Yubaidillah.
Untuk itu Yubaidillah mengharapkan kedua pejabat agar memperhatikan kebudayaan Betawi dan memasyarakatkannya. Seperti setiap bangunan yang berdiri di Jakarta Selatan diberikan warna dengan plafon “Gigi Balang”, restaurant, hotel, café.
Bahkan lanjutnya, pada pintu masuk juga diwajibkan memasang sepasang ondel-ondel.
Termasuk anak-anak sekolah dari TK/SD/SMP dan SMK/SMU setiap hari Jumat mengenakan pakaian batik Betawi serta karyawan swasta. “Kalau pegawai negeri kan sudah ada aturannya. Mereka sudah wajib memakainya,” tukasnya.
Menurut dia, sangat penting Pemkot Jakarta Selatan membangun pusat kuliner dan pusat kerajinan tangan atau souvenir khas Betawi di kawasan KB Binatang Ragunan, Ps. Minggu. Agar masyarakat dari luar Jakarta ketika berkunjung ke Jakarta bisa membeli oleh-oleh khas Betawi.
“Kalau kita ke Bali dan ke Yogyakarta bisa membeli oleh-oleh khas Bali dan Yogyakarta. Nah kalau masyarakat luar Jakarta bila ke Jakarta, apa yang mau dibawa. Kagak ada,” kata Yubaidillah.
Disamping itu Ketua DPD Bamus Betawi Jakarta Selatan ini pun menyinggung Pemprov DKI Jakarta, jangan hanya membangun Infastruktur, taman dan sarana prasarana saja.
“Memang itu penting. Namun membangun budaya Betawi agar jangan punah serta jangan sampai tergilas oleh perkembangan zaman. Maka Pemprov DKI Jakarta harus berkomitmen untuk memberikan perhatian kebudayaan Betawi,” tuturnya.
Karena dengan melestarikan kebudayaan Betawi, ujarnya, Jakarta akan semakin indah dan memiliki budaya yang bisa membuka lapangan kerja serta dapat dijadikan daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Yubaidillah Yusuf SH menambahkan, bahwa dengan adanya kegiatan-kegiatan festival kebudayaan betawi dalam menyambut HUT Kota Jakarta yang dilakukan di 5 kota dan kabupaten di DKI Jakarta. Hanya bersifat seremonial saja.
“Itu hanya bersifat seremonial belaka dan setelah selesai pelaksanaannya, langsung menghilang tanpa bekas,” katanya, sambil ditambahkan, yang baik itu yang menyentuh ke dalam sanubari warga.
Yubaidillah memberikan masukan kepada Wali Kota Jakarta Selatan untuk memberikan rangsangan generasi muda Jakarta agar membangun/mendirikan Padepokan Silat, Gambang Kromong di setiap kelurahan.
Serta memberikan bimbingan kepada generasi muda untuk membuat “Bir Pletok” secara berkala, agar mereka juga memiliki daya juang tinggi untuk mempunyai usaha. “Siapkan dong anggarannya untuk membeli mesinnya. Ini kan sudah menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda Betawai ,” katanya.
Dikatakannya, untuk memudahkan generasi muda berkiprah pada usaha, sebaiknya Pemerintah Daerah menganggarkan secara baik untuk menyiapkan mesin pembuatan “Bir Pletok”. “Coba kalau setiap kelurahan menganggarkan pembelian mesin pembuatan bir pletok. Kan itu bagus,” tuturnya.
Mengakhiri obrolannya, Yubaidillah meminta kepada Pemkot Jakarta Selatan agar jangan membiarkan pengamen ondel-ondel keliling ditengah masyarakat. “Lebih baik para pengamen itu disalurkan ke berbagai tempat hiburan masyarakat. Sehingga tak lagi berkeliaran. Kalau perlu tertibkan mereka yang berkeliling di tengah masyarakat,” ucap Ketua DPD Bamus Jakarta Selatan Yubaidillah Yusuf SH. (nazar husain)