Untuk meningkatkan keterampilan pegawai rumah sakit, baik tenaga medis maupun nonmedis dalam menangani kasus-kasus kegawatdaruratan, perlu dilakukan pelatihan.
Jakarta, KP-Kepala Rumah Sakit Gigi dan Mulut Angkatan Udara (Ka RSGMAU) Kolonel Kes Dr. Puji Widodo Sp.KG., mengatakan, kecepatan pegawai rumah sakit dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban sangat menentukan keselamatan jiwa.
“Bantuan hidup dasar atau Basic Life Support merupakan pertolongan pertama yang harus diberikan kepada pasien yang mengalami henti jantung atau napas,” kata KaRSGMAU dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Kelompok Ahli (Kapokli) RSGMAU Kolonel Kes drg. Kismanto, Sp.B.M pada pelatihan “In House Training” Bantuan Hidup Dasar di RSGMAU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/2).
Lebih lanjut dikatakan, tindakan resusitasi jantung paru merupakan bagian dari tindakan bantuan hidup dasar bagi pasien. “Tindakan ini dilakukan untuk menjaga agar napas terbuka, serta menunjang pernapasan dan sirkulasi tanpa menggunakan alat bantu,” ujarnya.
Pada pelatihan ini menghadirkan dua pemateri yakni Kabag Invasive Nonbedah RSPAU Dr. Hardjolukito Letkol Kes dr Margono G. S., Sp.JP., yang menjelaskan tentang bantuan hidup dasar dan penanganan pasien kritis riwayat sakit jantung. Sementara AKBP dr. Andri Yulianto, Sp.An., Kic., dari Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto menjelaskan penanganan transportasi pasien gawat darurat, nyeri, triase dan transfer pasien.
Pelatihan yang berlangsung sehari ini, diikuti pegawai rumah sakit, baik medis maupun nonmedis dari Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) Dr. Saryanto, Rumah Sakit Dr. M. Hassan Toto Lanud Atang Sendjaja Bogor, RSAU Dr. Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma dan RSGMAU.(ay)