Kethoprak Mataram Lakon Elang Sutajaya 

 Pedhut  Kasultanan Cirebon

Sultan Agung Hanyokro Kusumo 1593-1645, dua kali menyerbu Batavia berusaha mengusir Kompeni Belanda.

Kethoprak Mataram Kridho Budaya tampil dengan lakon Elang Sutajaya, saat ulang tahun Saber Budaya Menoreh (SBM), 22 Juni 2021 mendatang.

Setting Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di bawah Sultan Agung Hanyokro Kusumo saat berperang dengan bangsa penjajah, Kompeni Belanda di Batavia.

Pagelaran kethoprak ini diiringi Seni Karawitan Sekar Budaya Menoreh dengan penata iringan Saribut Lana S.pd para waranggono Ny Sugiyarti lan Ny Sularsih.

Ketua Umum SBM Drs R Kawarna didaulat menjadi Pangeran Sepuh Purboyo, Sultan Agung diperankan Junarto, Ratu Kidul dimainkan Ny Hendarti Handayani.

Adhipati Haryo Mahagelung dimainkan Kaswari Siswo Pranoto, Patih Tameng Projo Maridi, Patih Singoranu Randi Sutrisno, Sultan Haji Bagio, Patih Abu Rayak Ramelan, Retno Panetep Ny Martinah, Adhipati Kuningan Jaya Winata Mustadi.

Sultan Agung Hanyokro Kusumo lahir di Kuthagede. Saat Mataram di bawah kepimpinannya, berusaha menyingkirkan Kompeni dari Batavia.
Disusun strategi untuk menyerang, mengerahkan pasukan menuju Batavia. Satu Adhipati yang tidak mau tunduk dengan perintah Nataran untuk membayar pajak.

Adhipati Mahagelung dari Kadhipaten Mademung mbalelo sehingga pecah perang di Kadhipaten Mademung kalah perang menghadapi Mataram.

Sultan Agung minta bantuan Ratu Kidul dan diberikan saran untuk bisa mengalahkan Adhipati Mahagelung, Mataram membutuhkan Jago Wiring Kuning (anak desa) dari Kasultanan Cirebon (Elang Sutajaya).

Kanjeng Sultan Agung mendaulat Patih Singoranu supaya datang ke Kasultanan Cirebon. Waktu Kasultanan Cirebon baru memikirkan Adhipati Jaya Winata dari Kadhipaten Kuningan mau dijodohkan dengan putrinya yang bernama Retno Panetep namun Retno Panetep tidak mau dijodohkan dengan Adhipati Jaya Winata.

Retno Panetep jatuh cinta dengan Elang Sutajaya anak desa dari desa Pekandangan anak Ki Datuk Barul yang seorang Punggawa /abdi yang ditugaskan untuk menjaga Gedung Pusaka Kasultanan Cirebon.

Waktu Elang Sutajaya menjaga Gedung Pusaka hadirlah Retno Panetep.
Disitulah terjadi kisah percintaan antara Retno Panetep dengan Elang Sutajaya. Gedung Pusaka merupakan tempat yang sakral jadi tidak etis untuk percintaan maka terjadilah perang dua pusaka yaitu Pusaka Kyai Sengkelat pusaka dari Elang Sutajaya dengan Pusaka Keris Nagarunting Pusaka dari Kasultanan Cirebon Kagungan dalem Sultan Haji.

Sewaktu itu dua pusaka bertarung yang berakibat pusaka Nagarunting pugut kembang kacang. Karena Elang Sutajaya bersalah maka disuruh pergi dari Cirebon untuk dipidana. Elang Sutajaya pergi ke Kebun Girang untuk bertapa atau bersemedi.

Adhipati Jaya Winata diperintah Sultan Haji untuk menangkap Adhipati Mahagelung, namun Adhipati Jaya Winata kalah perang dengan Adhipati Mahagelung dan akhirnya manunggal dengan Adhipati Mahagelung.

Waktu Elang Suta Jaya bersemedi di Kebun Girang datanglah utusan dari Keraton Kidul untuk menangkap Adhipati Mahagelung dan diberi Pusaka Keris Dapur Umbul Warih.Elang Suta Jaya berangkat ke Kadhipaten Madhemung. Adhipati Mahagelung kalah perang dengan Elang Suta Jaya.

Akhir cerita Elang Suta Jaya dijodohkan dengan Putri Mahkota Kasultanan Cirebon Diah Ayu Retno Panetep. (Rismi Sudarti)

About redaksi

Check Also

Prudential Selenggarakan PrudentialXSuperM We DO Virtual Concert & Fan Meet

Jakarta,Koranpelita.com Sebagai lanjutan dari kampanye ‘We DO Well Together’, Prudential Corporation Asia (Prudential), bersama SuperM, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca