Jakarta, Koranpelita.com
Guna menghormati dan menghargai jasa para pengawas Pemilu yang meninggal, sakit, dan kecelakaan, Bawaslu RI mengadakan doa dan acara tahlilan di lantai 4, Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin nomor 14, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019) malam.
Bahkan, acara mendoakan para pejuang demokrasi ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia, sekaligus mendoakan petugas KPU dan jajarannya.
Ketua Bawaslu Abhan mengatakan,
Bawaslu di 34 Provinsi se-Indonesia menyelenggarakan doa dan tahlilan secara serempak. Hal tersebut untuk mendoakan ketabahan keluarga dari pengawas pemilu yang meninggal sekaligus meminta kesembuhan kesembuhan kepada pengawas yang sakit, baik rawat inap dan rawat jalan.
“Mudah-mudahan sahabat yang mendahului kita dalam menjalankan tugas diterima di sisi Allah dan keluarga diberikan ketabahan,” katanya membuka sambutan.
Bawaslu mencatat data terbaru, ada 72 pengawas pemilu yang meninggal dunia. Ditambah, 305 yang sedang berjuang lewat pengobatan rawat inap dan 189 orang sedang menjalani penyembuhan rawat jalan. Selain itu, ada pula 200 orang petugas pengawas mengalami kecelakaan saat bertugas. Bahkan, 17 orang tercatat mendapat kekerasan, dengan rincian: 11 orang cacat tetap, sembilan orang mengalami keguguran, dan 15 irang cidera ringan.
Abhan tak lupa ikut mengucapkan belasungkawa terhadap petugas KPU dan jajaranya di bawahnya. Saat ini totalnya, ada 304 petugas meninggal dunia dan 2.209 orang sedang mengalami perawatan lantaran sakit akibat kelelahan bertugas.
“Mari kita doakan semoga mereka segera disembuhkan,” ucapnya.
Bawaslu, lanjutnya, sudah menjalin koordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar pemerintah memberikan santunan. Sambil menunggu prosesi final penyalurannya, Bawaslu pun memberikan bantuan langsung yang bersifat charity.
“Kemenkeu sudah mengupayakan agar santunan keluar. Agar bisa diserahkan kepada ahli waris dan keluarga pengawas pemilu yang meninggal, sakit dan yang mengalami kecelakan,” tutur mantan anggota Bawaslu Provinsi Jawa Tengah ini.
Dalam acara doa bersama dan tahlilan ini dihadiri para komisioner Bawaslu, antara lain: Ratna Dewi Petalolo, Mochammad Afifudin, Rahmat Bagdja, dan Fritz Edward Siregar. Hadir pula Sekertaris Jenderal Bawaslu, Gunawan Suswantoro dan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Muhammad yang memimpin acara tahlilan dengan doa surat Yasin.
Sebelum memimpin acara tahlil, Muhammad memberikan ceramah singkat perihal pengawas pemilu yang meninggal saat menjalankan tugas bisa dihitung sebagai mati syahid.
“Mereka yang meninggalkan rumah untuk berjuang dengan kebaikan. Lalu meninggal, maka dia mati syahid, ada hadist sahih-nya,” sebut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan tersebut.
Setelah acara tahlila, Mochammad Afifuddin memimpin doa penutup. Acara terakhir membuat pengumpulan sumbangan suka rela teruntuk pahlawan pemilu yang telah tiada dan sakit tersebut. (Bawaslu RI/esa)