Garut, Koranpelita.com
Pembangunan pariwisata di Indonesia adalah pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya membicarakan tentang bagaimana menjaga kemampuan kondisi alam atau yang lebih dikenal dengan bio diversity tanah, air dan udara, tetapi juga semua aspek kehidupan perlu dilestarikan.
Pariwisata saat ini menjadi sektor unggulan sehingga diharapkan bisa memberikan kontribusi yang maksimal bagi pendapatan negara. Pada umumnya manusia melakukan aktivitas wisata untuk memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan untuk mengisi waktu luang (leisure). Namun demikian konsep ini terus berkembang sehingga wisata tidak sekedar berorientasi pada pleasure dan leisure semata.
“Adapun jejak program pariwisata di Indonesia dimulai tahun 1910 yang ditandai dengan dibentuknya Vereeneging Toeristen Verkeer (VTV) sebuah badan pariwisata Belanda yang ada di Batavia (Jakarta saat ini), “ ujar Pengurus ICMI Jabar Dede Farhan Aulawi ketika melakukan pendampingan pengembangan pariwisata halal di kabupaten Garut, Jum’at (8/1).
Dede juga menjelaskan bahwa bila merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Garut 2005-2025, menunjukan bahwa penguatan struktur perekonomian daerah berfokus pada bidang pariwisata. Hal ini didasarkan pada pemikiran untuk meningkatkan peluang kerja, pendapatan asli daerah dan penerimaan devisa negara. Potensi daya tarik wisata yang ada di kabupaten Garut berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian budaya daerah, keindahan bentang alam dan peninggalan sejarah. Oleh karena itu, sejalan dengan potensi yang ada maka ICMI Jawa Barat melakukan kunjungan dalam rangka pendampingan pengembangan wisata halal di 3 desa yang berada di kabupaten Garut yaitu wisata religi Sunan Cipancar di desa Pasir Waru, wisata sejarah berupa artefak dan situs sejarah di desa Ciwangi Limbangan, serta kawasan wisata Situ Bagendit.
Kabupaten Garut memiliki potensi yang besar dalam pengembangan pariwisata yang ramah muslim, baik kawasan Garut Utara maupun Garut Selatan. Disamping aneka wisata alam pegunungan dan pantai, Garut juga memiliki banyak potensi wisata sejarah dan cagar budaya. Ditambah lagi dengan keragaman seni dan budaya lokal yang bisa dinikmati oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Pada kesempatan tersebut, Dede juga menjelaskan dasar pemikiran lahirnya konsep pariwisata halal di dunia. Mulai dari peristiwa 9/11 sampai World Halal Tourism Summit di Abu Dhabi tahun 2011. Termasuk potensi pasar wisata muslim yang besar bisa ditangkap sebagai salah satu peluang potensial dalam meningkatkan pendapatan bagi negara. Bahkan perbandingan pendapatan beberapa negara lain dari sektor pariwisata, yang diharapkan lebih memacu seluruh elemen bangsa untuk memacu kemajuan pariwisata Indonesia, khususnya pariwisata halal di Jawa Barat. Untuk itulah ICMI Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat untuk terus memacu pariwisata halal di Jawa Barat agar bisa tumbuh dan berkembang demi kemajuan bangsa dan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“ Berbicara pariwisata halal tidak sekedar jauhnya makanan atau minuman yang diharamkan oleh agama Islam, tetapi juga menyangkut seluruh aspek lain dalam pelayanan kepariwisataan. Mulai dari pelayanan travel agent, usaha transportasi, tour guide, hotel, restauran/ rumah makan, dan aneka pertunjukan di objek wisata yang ramah muslim. Termasuk berbagai upaya kolektif untuk meningkatkan kebersihan, keramahan menerima tamu, kenyamanan pelayanan dan keamanan lingkungan,“ pungkasnya. (D)