SERANG, Koranpelita.com
Ketua Dewan Kopi nasional Anton Apriyantono mengatakan sejak zaman Belanda kopi Banten sudah sangat terkenal, dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena bercita rasa yang lezat dan gurih pahit
Saat ini kebun kopi khas Banten yang tergolong kelas robusta tersebar di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.
“Cita rasa kopi Banten masuk dalam kelas robusta ini sangat khas pahitnya tapi gurih dan hitamnya pekat, baunya harum dan tajam sekali. Ciri ini menjadi pembeda dari kopi lain yang memiliki kadar asam yang tinggi, sedangkan kopi Banten minim kadar asamnya,” kata mantan Menteri Pertanian era SBY ini, kepada Pelita belum lama ini, di Serang.
Karena rasa aroma kopi yang nenantang banyak penikmat kopi memburunya. Namun Anton belum dapat memastikan berapa banyak produsen kopi khas Banten di wilayah Pandeglang dan Serang saat ini.
“Saya melihat kedai, kafe atau rumah kopi di Banten luar biasa perkembangannya pesat sekali. Dari mulai Tangerang, Serang, Cilegon, Pandeglang dan Lebak jumlahnya ratusan. Ini merupakan potensi yang luar biasa dan pasar bagus bagi produsen kopi khas Banten,” kata Anton.
Ia menjelaskan Banten lebih dikenal dengan daerah jawara, debus, hingga pariwisatanya. Namun siapa sangka, Banten punya potensi kopi jenis robusta yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
Untuk mempromosikan kopi asal Tanah Jawara tersebut, ia menyarankan perlu wadah khusus, perlu melibatkan bukan pemerintah saja tetapi swasta dan lembaga spesifik yang fokus menggeluti dunia kopi.
“Banten belum memiliki perwakilan Dewan Kopi Nasional wilayah provinsi. Gubernur harus mengusulkan ke pusat. Kalau sudah terbentuk organisasi ini akan sangat membantu tumbuhkembang kopi di Banten,” kata Anton.
Bupati Serang Ratu Tatu Khasanah mengungkapkan kalau kopi khas Banten dikelola dari hilir, dirinya optimis akan menjadi nilai tambah bagi masyarakat, juga menjawab persoalan tenaga kerja. Selain itu bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Dan Banten, bisa menjadi salah satu produsen kopi terbaik di Indonesia,” kata Bupati pada kegiatan Festival Kopi Banten dengan tema ‘Banten Punya Kopi’ di Pendopo Bupati Serang, Rabu (24/4/2019).
Tatu mengungkapkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang, beberapa tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Serang masih mempunyai lahan yang luas di atas 1.000 hektare.
Komoditas perkebunan paling besar antara lain kelapa, kopi, cengkeh dan kakao.
Sementara berdasarkan catatan Dinas Pertanian Kabupaten Serang, luas lahan perkebunan kopi di Kabupaten Serang saat ini seluas 1.864 hektare dengan produksi per semester 551,23 ton dan produktivitas 270,42 kilogram per hektare.
Menurut Tatu, Kabupaten Serang memiliki perkebunan kopi rakyat di Kecamatan Cinangka, yang berdekatan dengan objek wisata pantai.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, Banten memiliki lahan pertanian sektor kopi seluas 6.468 hektare. Tingkat produksinya per tahun masih rendah yakni 2.428 hektare.
“Komoditas kopi di Banten sangat luar biasa, kedai kopi sudah banyak bermunculan, ini menandakan tingkat perekonomian yang meningkat,” katanya.(Roy)