Lampung Selatan-Koran Pelita, com
Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Lampung Selatan mengadakan acara Bincang Sejarah di halaman Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Kalianda, Sabtu pagi (14/11/2020).
Kegiatan yang mengangkat tema Pertempuran 5 Jam Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung ini digelar dalam rangka memperingati sekaligus merefleksikan Hari Pahlawan tahun 2020.
Kegiatan ini diikuti ratusan peserta yang terdiriq dari sejumlah sekolah yang ada di Kecamatan Kalianda, kemudian BEM STIH Muhammadiyah Kalianda, Dema STAI Yasba Kalianda, Dema IAI An-Nur Kampus 2 Kalianda, dan perwakilan masyarakat sekitar.
Hadir juga Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan, Supriyanto, S.Sos, MM, Wakapolres Lampung Selatan Kompol Yuspita Ujang, perwakilan Kodim 0421 Mayor Aris serta Ketua Majlis Pembina Cabang (Mabincab) PC PMII Lampung Selatan.
Sedangkan kegiatan itu menghadirkan narasumber yakni Iskandar yang merupakan putra kandung dari Alm. Kolonel Ma’mun Rasyid, lalu Aulia Imanullah yang merupakan putra kandung Alm. Harun Rosyid mantan Kepala Staff Angkatan Darat, serta dari pihak akademisi yakni Hayatun Maya Purnama.
Ketua Umum PC PMII Kabupaten Lampung Selatan, Andri Alfarizal menyatakan, terselenggaranya kegiatan itu tidak hanya sebatas seremonial belaka. Dia menegaskan, ada tiga poin penting sebagai out put dari kegiatan tersebut.
“Pertama sebagai media edukasi bagi para pelajar dan mahasiswa yang ada di Lampung Selatan,” ujar Andri Alfarizal dalam sambutannya.
Kemudian lanjut dia, kegiatan itu mempunyai makdsud mendorong Pemkab Lampung Selatan untuk membuat buku khusus terkait sejarah Pertempuran Lima Jam di Kalianda.
“Dan yang ketiga yaitu PC PMII Lampung Selatan mendorong Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan agar lebih memperhatikan monumen-monumen perjuangan yang ada di Lampung Selatan. Seperti Tugu Perjuangan dan Gedung Joeang yang ada di Kecamatan Kalianda,” tukasnya.
Sementara, dari kaca akademisi, Hayatun Maya melihat kegiatan tersebut sebagai bentuk konkret untuk mengedukasi berbagai kalangan. Khususnya pelajar, mahasiswa dan masyarakat.
“Hari ini kita semua sama-sama melihat bahwa banyak dari kalangan masyarakat yang belum mengetahui sejarah Pertempuran Lima Jam di Kalianda. Ini dibuktikan dengan kurangnya perawatan Tugu Perjuangan dan Gedung Joeang baik oleh pemerintah daerah maupun dari masyarakat,” katanya.
Untuk itu dirinya pun sangat mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh PC PMII Lampung Selatan. Dia juga mendukung langkah Ketua Umum PC PMII Kabupaten Lampung Selatan yang menyampaikan tiga poin kepada pemerintah daerah setempat.
“Harapannya PMII Lampung Selatan tetap konsisten dalam segala bentuk pergerakannya. Dan juga sebagai media untuk mengedukasi masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa yang ada di Lampung Selatan yang kita cintai ini,” ujar perempuan tangguh yang kerap disapa Maya ini.
Sementara, mewakili Pjs Bupati Lampung Selatan, Supriyanto juga sangat mengapresiasi kegiatan Bincang Sejarah terkait Pertempuran Lima Jam di Kalianda.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan adik-adik mahasiswa yang tergabung dalam PMII Lampung Selatan,” kata Supriyanto.
Supriyanto juga sangat mendukung tiga poin yang disampaikan Ketua Umum PC PMII Kabupaten Lampung Selatan, Andri Alfarizal.
“Karena kegiatan ini sangat bersifat positif untuk kita semua agar paham akan sejarah lokal. Prinsipnya pemerintah daerah sejalan dan akan mendukung setiap kegiatan yang bersifat positif,” tandasnya. (Kmf/ali)