Bagi masyarakat Kulon Progo, eksistensi KPDJ sudah diakui. Tidak hanya di tengah masyarakat perantau, tapi juga masyarakat di Kulon Progo. Apalagi, selama ini, KPDJ juga banyak melakukan kegiatan di banyak wilayah di Kulon Progo. Terutama kegiatan sosial seperti bedah rumah atau santunan.
Sejarah berdirinya KPDJ juga berawal dari keinginan untuk bisa terlibat dalam banyak aktivitas di tengah masyarakat. Riwayat lahirnya KPDJ diceritakan Mbah Yatno dengan penuh semangat. Tokoh senior KPDJ ini, menyebut nama Akhid Masduki dan Tyo Sapto sebagai inisiator organisasi ini.
“Group KPDJ ini berawal dari ide teman kita yang bernama Akhid Masduki. Ketika itu beliau baru saja pulang dari Palembang selesai kerja di sana. Sesampainya di Bogor, mendapat inbox dari Tyo Sapto, salah satu pendiri group dunia maya yang ada di Kulon Progo,” jelasnya.
Mereka berdiskusi untuk membentuk Komunitas atau Kumpulan Orang-orang Kulon Progo yang ada di Jabodetabek. Lalu, pada tanggal 16 Desember 2009, Group Kulon Progo Di Jabodetabek terbentuk.
“KPDJ juga sebagai ajang tali silaturahmi antar warga Kabupaten Kulon Progo Di Jabodetabek yang bekerja, kuliah dan lain-lain saling berinteraksi. Terutama di dunia maya untuk sesekali bisa saling bertemu di dunia nyata,” tambah Mbah Yanto yang alumni SMP Monsa.
Organisasi KPDJ kemudian godog bentuknya. Yang pertama, gambar Nyi Ageng Serang menaiki kuda sebagai ciri khas orang Kulon Progo, dijadikan simbol pemersatu. “Patung Nyi Ageng Serang di Proliman Wates adalah patung identitas sekaligus kebanggaan warga Kulon Progo,” ungkapnya.
Memang, selain menjalin tali silatutohmi, tujuan KPDJ ingin meningkatkan rasa bangga sebagai warga Kabupaten Kulon Progo walaupun jauh diperantauan. Rasa cinta terhadap tanah kelahiran tidak akan pudar.
“Visi KPDJ ialah mengumpulkan warga Kabupaten Kulon Progo yang berada di Jabodetabek. Selain itu juga menggalang dana untuk anak-anak Yatim Piatu yang berada di Kulon Progo. Misi KPDJ, menjalin tali silaturohmi antar warga Kabupaten Kulon Progo yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu,” demikian kata Mbah Ali Monsa.
Eksistensi KPDJ, tamab Heri Rudi Atmono yang saat ini menjadi Wakil Bupati KPDJ, seakin hari makin bertambah. Dari dunia maya, setelah anggota semakin banyak, muncul gagasan untuk bertemu langsung alias KOPDAR.
“Menanggapi masukan para member, maka pada tanggal 6 Juni 2010, berlokasi di Kalibata Jakarta Selatan, KOPDAR perdana terlaksana. Setelah itu setiap enam bulan sekali KPDJ mengadakan Kopdar akbar dengan lokasi bergilir ke semua Koordinator Wilayah, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, Serang, dan Purwakarta,” jelasnya. (her)