Aceh, Koranpelita.com
Budaya membaca sudah mulai digencarkan sejak lama. Pernah mendengar kalimat buku adalah jendela dunia? Ini merupakan hal yang benar dan sangat tepat. Dengan Anda rajin membaca buku akan membuat, pengalaman ilmu pengetahuan semakin luas.
Apalagi dalam Islam perintah pertama yaitu membaca. Allah mengamanatkan kepada umat manusia melalui Rasulullah SAW yaitu membaca tetapi bukan hanya membaca tapi paham terhadap apa yang dibaca.
“Pada umumnya semua orang baca tetapi tidak paham apa yang dibaca, maka disini saya menyampaikan baca dulu baru dipahami setelah dipahami kemudian ditelaah dan dimengerti, setelah itu dicari kebenarannya baru kemudian berkomentar,” ujar Anggota Komisi X DPR RI Illiza Saaduddin Djamal dalam acara peningkatan indeks literasi masyarakat di Kabupaten Pidie pada Rabu (4/11/2020) yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pidie. Menurutnya pustakawan adalah pekerjaan yang keren, maka perlu dibuat sistem untuk kaderisasi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Pidie Idhami membawakan sambutan Bupati Pidie berterima kasih kepada Perpustakaan Nasional dan Komisi X DPR RI dan sangat mendukung gerakan literasi. Idhami juga menyampaikan karena keterbatasan anggaran, kabupaten Pidie berharap diberikan bantuan pembangunan gedung yang representatif beserta koleksi perpustakaan. Disamping itu juga perlu didukung untuk program pelestarian koleksi nasional dan naskah kuno.
“Menginat begitu banyak naskah kuno yang harus dilestarikan di kabupaten Pidie sehingga terkumpulnya semua naskah kuno akan menjadi catatan sejarah yang dapat dibaca dan diketahui oleh seluruh masyarakat,” imbuh Idhami.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Adin Bondar menjelaskan Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang maju. Persoalannya mengapa tingkat kesejahteraan masyarakatnya masih belum terlalu tinggi, disitulah perpustakaan mengambil peran.
Adin menerangkan kemiskinan terjadi karena konektivitas atau akses terhadap pengetahuan dan informasi penting yang dibutuhkan sangat rendah, kemudian tidak tersedia sumber dan bahan pengetahuan dan informasi berkualitas yang dibutuhkan serta sumber daya manusia atau ketidakmampuan seseorang dalam mendapatkan pengetahuan dan informasi yang berguna akibat hambatan fisiologis psikologis dan kontekstual.
Senada yang disamapaikan Illiza, Adin juga bangga kepada pustakawan. Menurutnya pustakawan harus melakukan inovasi dan kreativitas agar pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan. “Hadirnya perpustakaan dan pustakawan dapat menjawab permasalahan yang terjadi dan menjadikan masyarakat yang cerdas dan berpengetahuan,” jelasnya. (Vin)