Oleh: Priscila Carolina Mamonto,
*Penulis, Mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA Universitas Palangka Raya
Produksi gula di Indonesia semakin meningkat, hingga 2,49 juta ton pada tahun 2015. Produksi tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, maupun untuk kebutuhan ekspor. Tingginya kapasitas produksi gula yang ada, berdampak pada melimpahnya limbah ampas tebu di Indonesia.
Potensi limbah ampas tebu mencapai 6,5 juta ton pertahun dan merupakan jumlah terbesar ke dua setelah sekam padi di Indonesia.
Sedangkan untuk penanganannya sendiri, hanya dibakar menjadi arang dan sebaliknya mengakibatkan polusi udara akibat kebakaran yang tidak sempurna. Kerena itu banyak penelitian yang telah diakukan untuk meningkatkan produktivitas dari limbah ampas tebu tersebut.
Tebu merupakan tanaman bahan baku pembuatan gula, yang hanya dapat ditanam di daerah beriklim tropis, salah satunya Indonesia. Ampas tebu adalah hasil dari industri gula atau pembuatan minuman dari tebu yang belum termanfaatkan secara optimal sehingga membawa masalah tersendiri bagi industry gula maupun lingkungan karena dianggap sebagai limbah.
Limbah ampas tebu semakin bertambah, seiring dengan meningkatnya produk sigula di Indonesia. Menurut penelitian, komposisi kimia ampas tebu terdiri dari adanya selulosa (37,65%), lignin (22,09%), pentosan (27,97%), SiO2 (3,01%), abu (3,82%), dan sari (1,81%). Adanya kandungan-kandungan tertentu dalam limbah ampas tebu, berpotensi untuk dikonversi menjadi berbagai hal yang tentunya berguna dan ekonomis. Karena itu, pemanfaatan limbah ampas tebu merupakan salah satu produksi yang cukup menjanjikan bagi negara Indonesia. Namun pemanfaatan ampas tebu saat ini masih sangat sedikit, karena belum banyak yang mengetahunya serta belum berani menggunakannya secara luas.
Limbah ampas tebu saat ini sudah cukup banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi seperti bahan baku genteng, bahan baku batu bara, pakan ternak, bahan baku beton dan sebagainya. Sedangkan dalam bidang ilmu pengetahuan, limbah ampas tebu banyak dimanfaatkan sebagai produksi bioethanol, pembuatan bioplastik, biogasolin, filler, pembangkit listrik biomasa dan juga sebagai adsorben.
Petensi yang terkandung dalam limbah ampas tebu ini dapat menjadi peluang bagi penggait ilmu juga untuk industry industry yang ada.
Apa bila diproduksi dalam skala besar tentunya dapat berpengaruh pada perekonomian negara. Memanfaatkan ampas tebu yang ada, selain untuk kepentingan ekspor maupun impor, tentu saja mengurangi masalah lingkungan di Indonesia. ***