Bekasi Ora (6)
Anda meragukan adanya Covid-19. Masih tidak percaya. Atau masih beranggapan dokter dan tenaga medis melakukan kebohongan berjamaah.
Siapapun boleh meragukan, tidak percaya atau menganggap semua orang berbohong untuk kepentingan politik sesaat.
Covid-19 memang membuat polarisasi di masyarakat Indonesia. Ada yang percaya, tapi banyak yang meragukan. Banyak juga yang tidak percaya. Ketika pemerintah menganjurkan protokol kesehatan. Banyak dari warga yang acuh tak acuh. Santai saja melanggar protokol kesehatan. Bahkan menantang dengan menyatakan Covid-19 tidak akan mendekati orang baik-baik, hidup bersih dan makanan cukup.
Sahabat saya punya pengalaman, juga anak sahabat saya. Sahabat saya sama-sama sudah pensiun. Ketika awal merantau ke ibu kota dan masih tetap sebagai orang kampung yang kegemarannya nonton pertunjukan wayang kulit, di balai rakyat sampai menjelang pagi.
Anak sahabat saya bekerja sebagai perawat di Poliklinik milik instsnsi pemerintah. Dia berdedikasi tinggi dalam menjalakan amanah yang diembannya.
Interaksi intensif dengan tempat kerjanya yang menjadi kawasan risiko tinggi dinyatakan positif covid-19. Dia harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan. Allah SWT berkehendak lain dan memanggilnya beberapa waktu lalu. Inna lilahi wa Inna ilaihi rojiun.
Keluarga muda itu menyisakan duka mendalam, istri dan kedua mertuanya juga tertular. Keluarga besarnya setelah swab, juga dinyatakan positif Covid-19. Menjalani isolasi menjadi keharusan, isolasi mandiri di rumah bagi yang masih ringan. Isolasi di rumah sakit sekaligus menjalani perawatan intensif untuk yang sudah akut dan memiliki riwayat penyakit ikutan.
Setelah menjalani isolasi secara ketat, menjaga protokol kesehatan. Keluarga sahabat saya dinyatakan sembuh. Sahabat saya berpesan untuk serius menjalani protokol kesehatan.
Sahabat saya dapat bercerita betapa repotnya menjalani isolasi setelah dinyatakan positif Covid-19. Sahabat saya bercerita untuk membagikan pengalaman agar setiap orang, saat ini lebih baik untuk menjaga kesehatan.
“Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Sedikit saya crita pengalaman saya terkena C-19,” sahabat saya mengawali pengalamannya usai menjalani isolasi mandiri.
Menurutnya, semula yang saya rasakan adalah batuk. Saya pernah sampai ngekel sampai keluar keringet hanya sekali, tetapi ada batuk kecil.
Selain itu lanjutnya, sedikit menggigil bila kena air. Suara agak serak, sakit kepala dan agak mual.
Selanjutnya, setelah menjalani pemeriksaan, hasil swab dinyatakan positif. Dari pihak rumah sakit menganjurkan tdk dirawat dan isoman (isolasi mandiri) di rumah selama dua pekan.
Selama menjalani isolasi mandiri, ini yang saya lakukan : 1. minum obat dari dokter. 2. vitamin a. vit. enervon C, Znatur E, Zinc, Vit D, Metformin (gula). 3. Gurah minyak kayu putih (dijilat dan dimasukan kehidung pakai tisue). 4. Minum susu beruang. 5. minum sari kurma. 6. minum renovit. 7. makan buah-buahan jeruk. 8. Minum rebusan air jahe bersama sereh. 9. Berjemur. 10. Minum obat batuk.
“Semua itu yang saya lakukan setiap hari baik selama isolasi mandiri mapun ketika di rumah sampai sekarang,” tersngnya.
Gejala awal lanjutnya, keluhan yang dirasa hanya beberapa hari (5 harian) kesininya tidsk ada keluhan lagi. Untuk mengetahui kondisi aktual, swab saya lakukan lima kali. “Hanya itu yang bisa saya ceritakan pengalaman saya terkena C-19,” pungkasnya. (D)