Jakarta, KoranPelita.com
Indonesia sangat berpotensi terjadinya bencana alam. Karena posisi negara ini
terletak di kawasan cincin api pasifik (Ring of Fire) .
“Kita dorong pengembangan inovasi teknologi infrastruktur tahan bencana,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljonodi Jakarta, Jumat (24/9).
Ke depan ,lanjutnya, diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk konstruksi infrastruktur yang memiliki daya tahan terhadap multiple-disasters. “Pembangunan infrastruktur tidak hanya memperhatikan aspek fungsional, namun juga perlu memberikan sentuhan arsitektural (art) dan aman secara struktur,” ujarnya.
Misalnya, lanjutnya, Jembatan Merah Putih di Ambon, Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur, Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara, dan jembatan di tol harus dilengkapi dengan Structural Health Monitoring System (SHMS).”Ini untuk pemantauan kesehatan struktur jembatan. Untuk pembangunan bendungan diperlukan inovasi pengembangan tipe bendungan selain rockfill dam,” jelasnya.
Maka, dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi mitigasi bencana, serta teknologi konstruksi tahan gempa sangat diperlukan, Agar, kata Menteri Basuki, implementasi dari program pembangunan infrastruktur dapat berlangsung tanpa mengalami gangguan berupa kerusakan akibat gempa bumi.
“Beberapa teknologi tahan gempa telah diterapkan dalam perancangan bangunan tahan gempa. Diantaranya, Teknologi Precast Structural System (PRESS) yang dikombinasikan dengan alat “spiral dissipater,” tuturnya.(oto)