Bung Hatta dan Yamin Di Balik Berdirinya Universitas Andalas

Oleh Dasman Djamaluddin

Universitas Andalas adalah sebuah perguruan tinggi negeri Indonesia yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Universitas ini merupakan universitas tertua di luar Pulau Jawa yang dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Mohammad Hatta.

Tanggal 13 September 2020, Universitas Andalas memperingati hari lahirnya. Pada tanggal 13 September 1956, Bung Hatta (Drs. Mohammad Hatta) sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia dan Sarino Mangunpranoto, Menteri Pendidikan dan Pengajaran RI menandatangani sebuah piagam berdirinya sebuah perguruan tinggi di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Lengkapnya bunyi Piagam tersebut :

*PIAGAM*

_Untuk memenuhi hasrat masyarakat di Sumatera (Andalas) guna mempertinggi kecerdasan Bangsa Indonesia dalam arti kata yang seluas-luasnya dalam berbagai Ilmu Pengetahuan, maka pada hari ini Kamis tanggal 13 September 1956 (8 Syafar 1376), kami resmikan pembukaan Universitas yang pertama dengan nama: UNIVERSITAS ANDALAS di BUKITTINGGI._

Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (Sarino Mangunpranoto). Wakil Presiden (Drs.Mohammad Hatta).

Dokumen ini saya cuplik ketika saya berada di Perpustakaan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat sewaktu saya kuliah di sana pada tahun 1982-1983.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Universitas Andalas merupakan satu-satunya universitas yang ada di Pulau Sumatera tahun 1956 dan universitas ketiga di seluruh Indonesia. Berdirinya dimulai ketika dibukanya  Perguruan Tinggi Hukum “Pancasila” pada tahun 1951 di Padang yang didirikan oleh Yayasan Sriwijaya. Oleh karena itu, para intelektual Sarjana Hukum Sumatera bolehlah berbangga, karena ilmu pengetahuan hukumlah adalah ilmu  pertama yang diajarkan di perguruan tinggi Sumatera.

Kemudian berlanjut dengan dibukanya Fakultas Pertanian sebagai Perguruan Tinggi Pertanian Negeri di Payakumbuh. Perguruan tinggi ini dibuka oleh Prof Mr Muhammad Yamin yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sedangkan peresmian  dilakukan pada tanggal  30 November 1954 oleh Drs.Mohammad Hatta yang bertindak sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

_Di Awal Kemerdekaan Banyak Suku Minangkabau yang Berperan_

Berbicara tentang Universitas Andalas, sudah tentu kita tidap dapat melupakan begitu saja peranan suku Minangkabau mengisi kemerdekaan.

Di awal kemerdekaan banyak sekali suku Minangkabau yang berperan di berbagai bidang. Misalnya Mohammad Hatta yang sering dipanggil Bung Hatta dikenal sebagai proklamator. Juga Sjahrir yang pernah menjadi perdana menteri.

Selain itu, di bidang Sastera seperti Marah Rusli (Roesli) dan buku karangannya, “Siti Nurbaya.”

Adalah sebuah kebanggaan, sekaligus sebuah kehormatan. Bukan saja menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau, tetapi juga bagi kita bangsa Indonesia. Kebanggan yang akan mengingatkan kita sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejumlah nama selain Marah Rusli (Roesli), ada pula nama-nama seperti Abdul Muis, Idrus, Hamka, dan A.A Navis berkarya melalui penulisan novel. Nur Sutan Iskandar tercatat sebagai penulis novel Indonesia yang paling produktif serta beberapa penulis asal Minang lainnya. Chairil Anwar dan Taufiq Ismail berkarya lewat penulisan puisi. Sutan Taqdir Alisjahbana, novelis sekaligus ahli tata bahasa, melakukan modernisasi bahasa Indonesia hingga bisa menjadi bahasa persatuan nasional.

Novel-novel karya sastrawan Minang seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Layar Terkembang, dan Robohnya Surau Kami telah menjadi bahan bacaan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia dan Malaysia.

Di bidang jurnalis yang ikut pula melakukan pengembangan bahasa, antara lain Djamaluddin Adinegoro, Rosihan Anwar, dan Ani Idrus. Di samping itu, Abdul Rivai yang dijuluki Perintis Pers Indonesia, Rohana Kudus yang menerbitkan Sunting Melayu, menjadi wartawati dan pemilik koran pertama di Indonesia.

Tuanku Abdul Rahman, salah Seorang Tokoh Minang yang berpengaruh di Malaysia. Selain itu, di bidang politik, tokoh asal Minang banyak yang menjadi motor perjuangan. Selain Bung Hatta dan Sjahrir, sebut saja, Tan Malaka yang terpilih menjadi wakil komunis Se-Asia Tenggara. Muhammad Yamin, pelopor Sumpah Pemuda, Agus Salim, Jahja Datoek Kajo dan Abdoel Moeis, politisi yang paling vokal di dewan voksraad bentukan Belanda.

Yang lainnya adalah yang menjadi pimpinan parlemen, Chairul Saleh dan puluhan lain jadi menteri, antaranya, Azwar Anas, Fahmi Idris, Emil Salim. Bahkan, masa Demokrasi Liberal parlemen didominasi politisi Minang. Pimpinan dan pendiri partai oleh politisi Minang, sebut saja PARI dan Murba yang didirikan oleh Tan Malaka, Partai Sosialis Indonesia oleh Sutan Sjahrir, PNI Baru oleh Muhammad Hatta.

Selanjutnya, pengusaha sukses juga banyak berasal dari Minang, seperti Abdul Latief, Basrizal Koto (pemilik peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara), Hasyim Ning (pengusaha perakitan mobil pertama di Indonesia) dan tuanku Tan Sri Abdullah (pemilik Melewar Corporation Malaysia). Orang Minang juga sukses di jagad hiburan, baik sutradara, pemeran dan penyanyi.

Sutradara di antaranya Djamaluddin Malik, Usmar Ismail, Asrul Sani dan Arizal. Film-film karya sineas Minang, seperti Lewat Djam Malam, Gita Cinta dari SMA, Naga Bonar, Pintar Pintar Bodoh, dan Maju Kena Mundur Kena, menjadi film terbaik dan banyak digemari penonton.

Pemeran dan penyanyi Minang yang terkenal, seperti Ade Irawan, Dorce Gamalama, Eva Arnaz, Nirina Zubir, Titi Sjuman, Jajang C Noer, Soekarno M. Noor, dan putranya Rano karno telah menghasilkan produksi serial terlaris seperti si Doel Anak Sekolahan. Di luar negeri, konstribusi orang Minang juga dikenal.

Sejarawan dari Minangkabau yaitu Alfian dan Asvi Warman Adam. Di Kepolisian yang pernah menjadi Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) yaitu Awaloedin Djamin.Di bidang militer, yaitu Letjen (Purn) Rais Abin. Di usianya menuju 92, beliau masih dipercaya menjadi Ketua Umum Legiun Veteran RI (LVRI). Ketika masih berpangkat Mayor Jenderal, Rais Abin dipercaya menjadi Panglima Pasukan PBB di Timur Tengah.

Di Malaysia dan Singapura, antara lain Tuanku Abdul Rahman (Yang Dipertuan Agung pertama Malaysia), Yusof bin Ishaq (presiden pertama Singapura), Zubir Said (Komposer Lagu Kebangsaan Singapura, Majulah Singapura), Sheikh Muszaphar Shukor (Astronot pertama Malaysia), Tahir Jalaluddin Al-Azhari dan Adnan bin saidi. Di negeri Belanda, Roestam Effendi menjadi satu-satunya orang Indonesia yang pernah duduk di parlemen Belanda.

Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, orang non Arab yang pernah menjadi Imam Besar Masjidil Haram, Mekah. Keberhasilan yang disebutkan karena orang Minangkabau terkenal denga pekerja keras. Baik dalam pemikiran maupun bidang lainnya. Itu juga erat dengan kebiasaan orang Padang (Minang) yang gemar merantau sehingga semangat untuk merubah nasib sangat tinggi.

*Penulis wartawan senior tinggal di Jakarta.

 

About redaksi

Check Also

NASKAH KESULTANAN BIMA DITETAPKAN SEBAGAI INGATAN KOLEKTIF NASIONAL 

Bima, Koranpelita.com Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menyerahkan sertifikat penetapan naskah Bo’ Sangaji Kai sebagai …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca