Melawi, koranpelita.com
Paguyuban Jawa Kabupaten Melawi (PJKB ) kembali gelar acara yang di pusatkan di gedung padepokan PJKB, Wijaya Kusuma yang baru dibangun di Km.3 Nanga Pinoh.
Kali ini PJKB. menggelar acaranya grebeg suro 1442,H. Tahun 2020. dirangkai dengan peresmian gedung padepokan yang baru selesai pembangunanya dengan penanda tanganan prasasti Podepokan Paguyuban Jawa Kabupaten Melawi PJKB. Wijaya Kusuma oleh Bupati Melawi “Panji.S.Sos.”.
“Teguh Hadi Santoso.Spd, M.Si.” ketua PJKB, Kabupaten Melawi, dalam sambutanya menyampaikan terimakasih kepada bapak Bupati dan Pemda Kabupaten Melawi yang telah memberikan bantuan dengan bentuk dana hibah kepada PJKB. demikuin juga ucapan terimakasih kepada seluruh anggota PJKB, yang telah berpartisipasi terhadap berdirinya gedung padepokan PJKB. baik dalam bentuk moril maupun materiil sehingga dapat terwujudnya gedung tersebut walau sederhana namun masih berkesan kokoh untuk tempat kita melakukan kegiatan bersama.
Demikian juga bupati Melawi, Panji. S.Sos. menyampaikan dalam sambutanya semoga dengan dana bantuan dana hibah yang bersumber dari APBD itu dapat bermanfaat yang dapat meningkatkan kegiatan PJKB dan dapat di jadikan tempat untuk melakukan pembinaan terhadap anggota PJKB Kabupaten Melawi.
Bupati Melawi yang kehadiranya di podepokan PKKB yang baru dalam rangka peresmian padepokan dan acara grebeg suro 1442,H, Tahun 2020, dan hanya disambut dan disuguhi gending gending jawa dari sanggar “Madyo Laras” yang kali ini tampil beda dengan seluruh nayogonya dan pesindenya di perankan oleh ibu ibu itu, Bupati Melawi terlihat terkesima dan bangga dengan peran wanita Kabupaten Melawi yang mungkin ini adalah satu satunya yang ada di sanggar Madyo Laras.
Kabupaten Melawi, maka beliau berpesan semoga hal tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Denngan demikian Bupati Melawi, yang kehadiranya didampingi oleh ibu, di sela sambutanya mengingat kembali bahwa dirinya pernah di nobatkan sebagai keluarga besar paguyuban jawa di kabupaten Melawi secara seremonial pada tahun 2012 lalu, namun kini (malam ini), menyatakan langsung bahwa dirinya merupakan bagian dari warga paguyuban jawa di Melawi dan anggota PJKB, bahkan iya akan melibatakan langsung denagan keguata PJKB Melawi.
Demikian juga ketua PJKB. Melawi, selain mengucapakan terimakasih atas kesedian dan kehadiran Bupati Melawi, Kapolres Melawi yang di wakili oleh Waka Polres, Kompol Agus Mulyana. SE.MM.
Dan beberapa SKPD yang terundang dan para pengurus organisasi antar eknis yang terundang juga meminta maaf kepada seluruh warga jawa dan para pengurus sanggar sanggar seni dan budaya jawa di kabupaten Melawi seperti kesenian reog, kuda lumping dan lain lain atas tidak di perkenankan untuk tampil dan ikut memeriahkan grebeg suro tahun ini mengingat pelaksaan ritual grebeg suro saat ini masih dalam kondisi pandemic covid 19, sehingga kita masih harus mengikuti protokol kesehatan dalam pelaksanaanya, namun demikian tetap di ucapkan terimakasih kepada dinas kesehatan Melawi
pada dinas kesehatan Melawi, dalam hal ini adalah Kadinskes Melawi. “dr. Ahmad Jawahir, yang mengiyakan pelaksanaan grebeg suro dan peresmian gedung padepokan PJKB walau tidak merekomendasikan, bahkan berkenan hadir di acara tersebut beserta istri “Widiya Astuti” yang juga sebagai ketua DPRD Kabupaten Melawi. 22/8.
Lantas bagaimana komentar salah satu anggota Humas PJKB. Melawi.”Sugianto Adi” yang juga seorang aktivis ini mengomentari tentang protokol kesehatan mengenahi rekomendasi tentang penyelenggaraan acara yang melibatkan orang banyak dan menimbulkan keramaian serta pemberian ijin keramain dari kepolisian, “Kalau saya dalam hal ini masih dalam batas memonetor saja, jika dalam pelaksanaan acara yang menimbulkan keramain atau kerumunan masa atas kajian dinas kesehatan dapat di rekomendasikan maka kepplisian juga bisa membuat surat ijin keramain tersebut atas surat rekomendasi dari dinas kesehatan, itu yang saya tahu, ya kalau tentang ada keramain yang tetap diselenggarakan tanpa rekomendasi dinskes dan tanpa ijin kepolisian, bah pada malam itu juga ada kesenian yang lelangsungkan kegiatan seninya, bagi saya ini PR. Dinas Kesehatan dan Kepolisian sebagai masukan agar lebih sinergi kerjasamanya sehingga tidak menjadi buah simalakama di pihak kepolisian dalam menjakan tugas dan fungsinya, kan polisi hanya bisa memberi ijin atas rekomendasi dari dinas kesehatan, lantas bagai mana jika ada yang melanggar” pungkasnya saat di mintai komentarnya oleh awak media.
22/8. (S.Adi/jnr).