Langkah Politik Balon Bupati Kotim 2020 Menuju Jalan Buntu?

Oleh Muhammad Gumarang

Makin dekat masa pendaftaran calon Bupati Kabupaten Kotawaringin Timr ( Kotim). 2020 yaitu tanggal 4 sampai 6 september 2020 ,nampak terlihat tak ada satu pasanganpun balon yang sudah siap sempurna dengan partai koalisinya yang mencukupi 20 persen dari jumlah kursi di DPRD Kotim atau berjumlah minimal 8 kursi. Sehingga yang terlihat ada bongkar pasang pasangan maupun sibuk untuk berlomba mendapat partai koalisi, namun partai koalisi yang diinginkan nampak menjadi bola liar atau terlalu dinamis karena masing-masing mempunyai keinginan prinsip politik yang berbeda keinginan atau belum adanya chemistry politik para balon dan partai.

Terlihat beberapa balon yang sudah mendeklarasikan pasangan Bupati dan Wakil Bupati melalui media bahkan sudah dapat restu dari DPP partai seperti Supriyanti Rambat dan Sanidin oleh partai Gerindra, kemudian beberapa hari belakangan ini ramai di media diberitakan bahwa Supriyanti Rambat akan menggandeng untuk berpasangan dengan Muhammad Arsyad pengurus DPD partai Golkar Kalteng atau sekarang anggota DPRD Kotim dari fraksi Golkar, sedangkan DPP partai Golkar sudah merekomendasi ke pasangan Taufik Mukri dan Supriadi MT. Hal ini menunjukan balon Bupati Supriyanti belum memiliki ketetapan politiknya dalam nenentukan pasangan wakilnya alias masih bimbang dan ragu bahkan partai koalisinya seperti partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nampak perkembangan terakhir masih dinamis sifatnya alias bola liar bisa saja suatu saat berubah rekomendasinya selain Supriyanti Rambat.

Begitu pula muncul pasangan baru melalui partai Demokrat yaitu Jhon Krisli mantan anggota dewan tiga periode mantan ketua DPRD Kotim dan Parimus ketua DPC Partai Demokrat dan anggota DPRD Kotim saat ini. Jhon Krisli yang juga mantan ketua DPC PDIP Kotim pernah upaya untuk berpasangan sebagai Wakil Bupati dengan Rudini ketua DPD PAN Kotim sekarang Rudini wakil ketua DPRD Kotim namun wacana itu batal dan Rudini harus memilih Samsudin ketua Depag kotim dan ketua PC NU Kotim sebagai wakilnya.
Jhon Krisli tidak putus arang tiba-tiba dia melakukan manuver politik dengan menggandeng Parimus sebagai wakilnya dan partai Demokrat sebagai starting point Jhon Krisli dalam menentukan arah gerak politiknya. Sepertinya Jhon Krisli hampir melupakan dengan partai Nasdem sebagai kader yang baru bergabung yang membutuhkan kader untuk tampil sebagai calon peserta pilkada 2020 yang diinginkan partai Nasdem. Diisi lain partai Nasdem menjadi bola liar atau sangat dinamis bahwa isu atau claim rekomendasi calon dari partai Nasdem tak ada kejelasan satu sama lainnya sesama balon. Oleh karena itu John Krisli harus berjuang berat untuk mendapatkan rekomendasi dari partai Nasdem selain harus mencari alternatif lain kalau tidak menjadi bagian yang ditinggal perahu.

Bagaimana dengan pasangan Rudini dan Samsudin yang telah mendapat rekomendasi B1-KWK dari DPP Partai Amanat Nasional beberapa waktu lalu, namun juga harus melalui jalan terjal untuk mendapatkan partai koalisi hanya butuh dua kursi saja lagi untuk menutupi kekurangan minimal 2 kursi dari partai lain. Dilain sisi partai lain sedang berjuang untuk mencari koalisi untuk kepentingan memperjuangkan kadernya yang sudah disiapkan sehingga menimbulkan benturan politik yang tak bisa menyatu ataupun tak menemupun chemistry politik untuk mendapatkan koalisi yang bisa memenuhi syarat pencalonan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotim. Hal ini jelas bukan hal yang mudah untuk Rudini berjuang mendapatkan partai koalisi yang diinginkan suatu langkah politik yang luar biasa yang harus dilakukan untuk merubah realita peta politik yang sedang dihadapi agar memperoleh koalisi.

Taufik Mukri dan Supriadi MT salah satu balon Bupati yang sejak awal sudah berpasangan dan telah mendapat restu atau rekomendasi dari DPP Partai Golkar, dan sampai sekarang pasangan tersebut kokoh tak pernah goyah dan bongkar pasang pasangan namun masih berjuang keras untuk memastikan partai koalisi untuk mencukupi minimal 20 persen dari jumlah kursi DPRD Kotim. Partai Nasdem dan partai Demokrat yang beredar isunya sebagai partai koalisi masih juga bersifat bola liar karena balon yang lainpun ikut meklaim terhadap partai Nasdem dan partai Demokrat Hal ini menimbulkan hawa politik yang panas karena masing2 balon harus mengeluarkan jurus andalan politiknya masing2 untuk menyingkirkan lawan politiknya.

Bagaimana pula dengan Pasangan Halikinoor dan Irawati yang telah resmi diusung PDIP minggu lalu juga harus mencari kekurangan minimal 1 kursi harus juga masuk dalam pusaran bola liar partai politik yang sedang bergumul membangun koalisi minimal 20% dari jumlah kursi di DPRD Kotim,dan diprediksi yang bersangkutan dapat memperoleh partai koalisi selain upaya dari calon itu sendiri tapi juga tak lepas sifat DPP PDIP yang ikut campur tangan menyelamatkan untuk mendapatkan koalisi bilamana calon yang diusung mengalami kesulitan, karena menjaga marwah atau gensi partai yang selalu melekat pada PDIP. Halikinoor adalah calon yang berlatar belakang biokrat dan sekarang adalah Sekretaris Daerah Kotim dan merupakan orang dekat Bupati Supian Hadi baik secara pribadi dan kedinasan maupun politik, hal ini diperkuat dengan dipilihnya Irawati anggota DPRD Provinsi Kalteng fraksi PDIP sebagai wakil bupati pasangan Haliknoor dan Irawati adalah adik kandung Bupati Kotim Supian Hadi. Memang pasangan ini berpeluang besar mendapatkan partai koalisi namun hanya proses selanjut yang mereka tinggal lalui dan dinanti.

Kondisi sulitnya percodohan politik atau menemukan chemistry politik atau nampaknya adanya kebuntuan politij yang diperjuangkan oleh balon di level daerah diluar pasangan Halikinoor dan Irawati akan berpotensi campur tangan total oleh DPP Partai untuk melakukan kawin paksa karena akibat waktu yang memaksa yang tak memberikan ruang lagi bagi balon untuk berjuang sendiri menemukan koalisi tersebut. Akibat sulitnya menemukan koalisi oleh balon dan timbulnya kawin paksa oleh DPP Parpol maka jumlah calon diperkirakan sekitar tiga calon atau tiga pasangan namun hal itu ada sisi positifnya lebih ekonomis biaya politiknya dalam mendapatkan partai bagi para balon Bupati dan Wakil Bupati ini.

*Penulis Pengamat Politik dan Sosial

About redaksi

Check Also

Inovasi Ketahanan Pangan Kota Semarang Kembali Raih Penghargaan Tingkat Nasional

Semarang,KORANPELITA com – Inovasi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang di bidang ketahanan pangan kembali mendapatkan apresiasi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca