Jakarta. koranpelita.com
Kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu akibat kinerja menteri-menteri tidak sesuai ekspektasinya berakhir dengan reshuffle.
Tak pelak menurut pendiri Cerdas Merah Putih (CMP), Mika Panjaitan muncul kegalauan dari Presiden Jokowi akibat akumulasi kekecewaan dari kinerja yang dianggap tidak serius/biasa-biasa saja/linier terutama dari aspek penyerapan anggaran, penanganan bansos dan stimulus ekonomi bagi usaha juga belum optimal.
“Ini merupakan kegalauan dari Presiden.Galau dalam arti dua sisi yang berbeda.Antara keseriusan dalam penanganan covid-19 makin membaik dengan penanganan ekonomi yang harus berjalan.Harus ada sinergi,”ujar Mika Panjaitan salah satu pengurus DPP PDIP ketika ditemui KORANPELITA.COM, di Jakarta, Rabu (01/07/2020)
Dikatakan Mika bagaimana mensinergikan antara penanganan covid-19 dengan pemulihan ekonomi rakyat supaya bergeliat karena 267 juta rakyat menjadi prioritas dalam bekerja.Rakyat sudah banyak yang menderita, hampir menderita dan kehilangan pekerjaan.
Artinya Presiden menginginkan dalam kondisi pandemi menjadi peluang lebih baik untuk mengeluarkankan ide-ide atau gagasan.Jangan malah bekerjanya biasa-biasa aja.Harus ada ide diluar kebiasaan, jadikan hambatan ini menjadi peluang,”terangnya
Lebih lanjut Mika mengatakan teguran Presiden Jokowi terhadap kabinetnya yang bekerja biasa-biasa aja harus dijadikan warning untuk lebih baik lagi dengan evaluasi jangan malah menjadi larut berkepanjangan.
“Menteri harus bisa melihat gestur dan pose Presiden baik visi misi dan apa yang ingin dicapai,”tegasnya.
Masih menurut Direktur Utama Quantum Institute (Quin),Mika Panjaitan sebaik masyarakat lebih disiplin dalam kondisi pandemi ini karena dengan kehidupan new normal (cuci tangan, bermasker, diam dirumah dan jaga jarak) harus dibiasakan hal ini adalah upaya mengurangi penyebaran Covid-19.
“Karena tidak ada yang lebih baik kecuali berdisplin diri sehingga virus ini akan lambat penyebarannya.Tidak ada yang kekal selain perubahan,”tandasnya.(han)