Oleh: Priscila Carolina Mamonto,
Indonesia memiliki potensi sumber daya pertambangan yang cukup besar, seperti tanah laterit. Tanah laterit banyak ditemui diwilayah beriklim tropis yang panas dan lembab. Salah satu daerah yang terdapat tanah laterit adalah pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Tengah. Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, potensi tanah laterit pada beberapa kabupaten/kota di Kalimantan tengah yaitu Kabupaten Kotawarigin Timur dengan luas 2.433 Ha, Kabupeten Lamandau dengan luas 26.573 Ha, Kabupaten Seruyan dengan luas 13.503 Ha, Kabupaten Sukamara dengan luas 8.363 Ha, dan Kabupaten Katingan dengan luas 373 Ha.
Tanah laterit berasal dari batuan besi laterit yang dihancurkan secara mekanik. Tanah laterit merupakan gabungan antara bijih besi laterit dengan tanah berwarna kemerahan (lateritic soil). Tanah laterit merupakan hasil pelapukan yang terjadi pada batuan piroksenit/peridotit dengan kandungan bijih besi berupa kumpulan fragmen berukuran granule-cobble dari hematit/geotit.
Hasil analisis kimia beberapa sampel tanah laterit menunjukkan kisaran kandungan Fe total 44,69-49,45 persen.
Tanah laterit pada umumnya mempunyai komposisi utama besi oksida yaitu magnetit (Fe3O4), hematit (α-Fe2), maghemit (ß-Fe2O3), silikon oksida (SiO2) serta senyawa-senyawalain yang kadar kandungannya yang lebih rendah, seperti fosfor dan sulfur, aluminium (Al2O3), vanadium (V2O5), titanium dan kromium. Mineral utama besidalam tanah laterit ini memiliki sifat kemagnetan yang tinggi, sedangkan pengotornya memiliki sifat kemagnetan yang rendah. Oksida logam di dalam pasir besi yaitu Fe2O3 dan Fe3O4 yang berkontribusi dalam sifat kemagnetan.
Tanah laterit memiliki peluang yang besar untuk berbagai aplikasi seperti sumber pengolahan bijih besi, baja konstrusi untuk jembatan, rangka konstruksi bangunan, produksi baja, pembuatan besi nugget, bahan baku Radar Adsorbing Material (RAM) dan lain sebagainya. Kandungan besi yang tinggi pada tanah laterit dapat diekstraksi secara kimia menggunakan larutan asam seperti HCl maupun larutan basa seperti NaOH untuk mendapatkan Fe murni. Logam Fe yang diperoleh dari tanah laterit jika dalam senyawa Fe(OH)3 dapat dimanfaatkan sebagai bahan cat dan pigmen warna coklat pada karet, dalam senyawa FeSO4 bermanfaat sebagai material perawatan tekstil, pengerasan aluminium dan pembuatan tinta, dalam bentuk FePO4 dapat diolah sebagai pupuk dan zat adiktif makanan, dalam bentuk Fe2O3 dapat digunakan sebagai pewarna keramik, pewarna genteng dan material pengolah limbah, serta jika dalam bentuk senyawa FeCl3 berguna sebagai material fotografi dan bahan pakan hewan. Senyawa yang terdapat pada tanah laterit juga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion, katalis untuk fotodegradasi zat warna maupun limbah cair organik lainnya, untuk aplikasi sensor gas, filler membran, dan berbagai aplikasi lainnya.
Besarnya potensi yang dimiliki tanah laterit dapat menjadi peluang besar bagi para penggiat ilmu pengetahuan. Bahkan, jika diaplikasikan dalam skala besar, dapat meningkatkan perekonomian negara melalui pemanfaatan tanah laterit yang merupakan sumber daya lokal untuk memproduksi berbagai kebutuhan hidup. (Penulis, Mahasiswa jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Palangkaraya)