Oleh : Agus Lasono
Memelihara hewan peliharaan yang menggemaskan merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi semua orang, terlebih bagi pencinta binatang. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah hewan peliharaan yang cukup tinggi. Saat ini kucing menjadi hewan yang paling banyak dipelihara oleh masyarakat.
Kebanyakan masyarakat merasa tertarik untuk memelihara kucing karena kucing memiliki karakter dan sifat yang manja, lincah dan aktif. Itu selaras dengan penggunaan berbagai atribut/perlengkapannya, salah satunya bentonit yang digunakan sebagai pasir kucing.
Bentonit adalah lempung yang sebagian besar terdiri dari montmorillonite dengan mineral-mineral seperti kwarsa, kalsit, dolomit, feldspars, dan mineral lainnya. Montmorillonit merupakan bagian dari kelompok smectit dengan komposisi kimia secara umum (Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O. Bentonit memiliki kemampuan untuk menyerap air dan mengembang. Karena kemampuan inilah bentonit digunakan sebagai pasir kucing. Selain digunakan sebagai pasir kucing, bentonit digunakan sebagai bahan campuran kosmetik, campuran semen, campuran pupuk, bahan tambahan dalam deterjen, proses pembuatan kertas, proses pembuatan pelet bijih besi dan penjernihan minyak goreng di industri.
Bentonit/pasir kucing yang sudah tidak digunakan bisa dimanfaatkan kembali sebagai material baru, salah satunya sebagai adsorben. Bentonit sebagai adsorben biasanya digunakan untuk adsorpsi logam kationik. Karena permukaan bentonit bermuatan negatif, sehingga tidak efektif digunakan untuk mengadsorpsi anion-anion yang berada di perairan. Untuk itu bentonit perlu dimodifikasi agar dapat digunakan untuk mengadsorpsi anion seperti fosfat. Penyusun bentonit adalah silika dan alumina, dengan kandungan lain yaitu Fe, Mg, Ca, Na, Ti, dan K. Sifat-sifatnya tersebut menjadikan bentonit cocok dimanfaatkan sebagai adsorben.
Bentonit dapat digunakan sebagai bahan adsorpsi karena memiliki kemampuan untuk mengembang dan memiliki kation-kation yang dapat ditukarkan. Pengaplikasian bentonit sebagai adsorben biasanya digunakan untuk mengadsorpsi katalis Al3+.
Sebanyak 5 gram bentonit dicampurkan dengan larutan AlCl3 0,5 M dalam 200 mL akuades. Kemudian distirer selama 4 jam dan disaring. Endapan bentonit dicuci dengan akuades sampai bebas anion Cl- (dilakukan uji kualitatif dengan AgNO3). Bentonit yang telah bebas dari Cl- dipanaskan pada suhu 120 oC selama 4 jam kemudian hasilnya dihaluskan hingga berbentuk serbuk dengan menggunakan mortal. Setelah ditumbuk, serbuk bentonit kemudian dikalsinasi pada suhu 150 oC selama 4 jam.
Kemudian bentonit yang telah jadi disimpan dalam desikator, lalu dilakukan analisis menggunakan berbagai instrumen hingga akhirnya siap digunakan sebagai adsorben.
Bentonit atau pasir kucing yang tadinya hanya menjadi limbah, nyatanya dapat menjadi material fungsional. Hal ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah yang tidak digunakan, sekaligus meningkatkan nilai guna limbah itu sendiri melalui perannya dalam berbagai proses kimiawi. Dengan demikian, limbah bentonit tidak lagi akan terbuang secara sia-sia. (Penulis, Mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Palangka Raya).