Denpasar, Koranpelita.com
Sekitar 811 pekerja migran Indonesia (PMI) yang tiba di Pelabuhan Benoa, Bali, selama 4 hari berturut-turut (16-19 Arpil 2020) dengan menggunakan 4 kapal pesiar yaitu MV. Voyeger Of The Seas Kamis (16/4), MV. Azamara Journey Jumat (17/4), MV. Spectrum Of The Seas Sabtu (18/4), dan MV. Ovation Of The Seas Minggu (19/4) langsung menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai protocol kesehatan yang telah disiapkan Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali.
Tim Satgas Pengamanan Penanganan COVID-19 Pelabuhan Benoa Bali yang dipimpin oleh Mayor Laut (PM) Bondan Kejawan dan Wadan Satgas Kapten Laut (P) Ketut Pastika bersama – sama tim dari Unsur Pomal Lanal Denpasar, Unsur Laut dan tim Kesehatan Lanal Denpasar dan dari unsur TNI AD, Polair Polda Bali dan Basarnas secara bahu mebahu bekerja membantu tim dari Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali untuk melaksanakan pengawalan dan pengamanan para PMI yang diturunkan dari kapal yang lego jangkar di peraian Tanjung Benoa Bali.
Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar Bali Kolonel Laut (P) Ketut Budiantara yang disampaikan oleh Dansatgas Pengamanan Penanganan COVID-19 Lanal Denpasar mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi terhadap tim satgas dari Lanal Denpasar yang telah melaksanakan tugas dan bekerja tanpa mengenal lelah dalam pelaksanaan pengamanan evakuasi para pekerja migran Indonesia yang diturunkan di perairan Tanjung Benoa tersebut.
Sementara itu menurut Ketua Harian Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan penerimaan para PMI melalui Pelabuhan Benoa sudah diamanatkan Pemerintah Pusat kepada Bali. Untuk yang PMI asal Bali akan langsung diurus Pemprov Bali. Sementara untuk PMI yang non Bali akan diurus melalui Gugus Tugas Pusat melalui BP3TKI untuk dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
Menurut Dewa Indra, begitu mereka tiba di Bali dilakukan pemeriksaan ketat sesuai prosedur kesehatan di tengah wabah COVID-19. “Diantaranya pengecekan suhu tubuh dan rapid test. Sesuai kesepakatan dengan kabupaten/kota di Bali, mereka yang negatif akan menjalani karantina di daerahnya. Sementara yang positif akan ditangani oleh Pemprov Bali,” ujarnya.
Setidaknya seluruh kapal (4 kapal pesiar) tersebut yang mengangkut 811 pekerja migran yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK). Dari jumlah itu, sebanyak 440 orang asli Bali dan 371 orang asal beberapa daerah di luar Bali.
Dari hasil rapid test, seluruh pekerja migran tersebut yang negatif terjangkit COVID-19. “Untuk ABK asal Bali langsung dijemput oleh satgas kabupaten/kota asal daerahnya untuk dikarantina selama 14 hari dan untuk yang reaktif akan dievakuasi ke Wisma Bima Jalan Raya Kuta No.195 Kab. Badung untuk dilakukan karantina. Sedangkan untuk ABK non-Bali akan diarahkan ke Bandara Ngurah Rai untuk kembali ke daerah asalnya sesuai jadwal tiket keberangkatan masing-masing,” jelasnya.(ay)