Jakarta, Koranpelita.com
Karena masyarakat Indonesia masih marah dan tetap tidak ikhkas dijualnya PT. Indosat ke negara lain maka meledaklah satelit Indosat 9 april 2020 lalu.
“Kita bisa memahami betapa geramnya bangsa Indonesia saat dengar perusahaan telekomunikasi milik Indonesia PT. Indosat dijual ke PT.Temasek Cina Singapura. Ujug ujug tanpa pemberitahuan dan tanpa alasan mendesak PT.Indosat dijual obral ke negara lain,” tegas H.M.Ismail,SH,MH Ketua Tim Pepati (Tim Penyelamat dan Pembela Aset Telekomunikasi Indonesia) menjawab pertanyaan wartawan Minggu (19/4/2020) di Jakarta.
Berita hancurnya Roket Long March B3 pesanan Indosat yang sedang gendong satelit Nusantara 2 ( N1) tidak menimbulkan berita besar bagi masyarakat Indonesia. Bahkan cenderung mengundang sakit hati lama jadi kambuh lagi. Sumpah serapahpun mengalir lagi ditujukan kepada pejabat pejabat jaman rejim penerintahan Megawati Sukarno Putri yang menjual Indosat ke negara lain.
Sebelum tiba di lintasan orbitnya roket tehnologi produk China itu sudah tamat. Tragedi 9 April 2020 merupakan tragedi kerugian kedua bagi Indosat. Karena sebulan sebelumnyapun roket jenis yang sama gagal mengorbit dan hancur meledak. Seluruh tehnisi dan managemen Indosat yang menyaksikan dari fasilitas peluncuran Satelit di Pulau Xichiang Propinsi Sichuan China terhenyak kaget.
Menurut H.M.Ismail sekitar dua bulan yang lalu juga managemen PT. Indosat Tbk telah membuat 677 orang karyawannya di Indonesia terhenyak kaget di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Tanpa kompromi arogansi managerial Indosat telah menambah banyak jumlah pengangguran di Indonesia. Janji janji akan menambah sejahtera karyawan yang setia saat PT. Indosat Tbk di jual ke Cina Singapura ternyata bohong belaka. Tipu tipu ala China tetap jalan terus.
Kita masih murka dengan orang orang rakus di rezim Megawati Sukarno Putri yang melepas / menjual Indosat ke Temasek Singapura. Awal tahun 2000 an tidak ada alasan yang mendesak tiba tiba saja Rezim Megawati jual Indosat. DPR RI kecolongan karena tidak diberitahu oleh Pemerintah.
“Dua kali mrledak dan gagal orbit sebagai tanda Bangsa Indonesia tidak ridho Perusahaan Telekomunikasi itu dilepas ke negara lain, bisa jadi itu sebagai simbol kualatnya kepada para pendiri bangsa Indonesia ” ujar Ismail lagi.
Bukan saja Tuhan yabg murka pada kerakusan rezim saat itu. Begitu juga sebagian besar Rakyat Indonesia menyesalkan dan geram kepada keputusan Presiden Megawati. Bersamaan dengan itu Megawati juga menjual 2 kapal tanker super raksasa terbesar di dunia. Padahal saat ini keberadaan Indosat dan kapal tanker itu di butuhkan Indonesia. Sampai saat inipun tanker tanker itupun setelah dilepas masih disewa oleh Indonesia. Sementara produk produk PT. Indosat sebagai salah satu Vendor Telekomunikasi masih dibutuhkan konsumen Indonesia.
Dijelaskan oleh Ismail bahwa TIM PEPATI bersama sama lebih dari selusin tokoh tokoh bangsa Indonesia sudah mengingatkan Rezim Megawati untuk setop rencana penjualan Indosat sebagai BUMN kebanggan Indonesia. Apalagi Pasal 33 UUD’45 dan UU No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing menyebutkan bahwa sektor sektor publik yang strategis seperti Air, Listrik, Telekomunikasi, Senjata, Jalan Raya dan lain lain tidak boleh diusahakan dengan melibatkan modal asing.
Deklarasi “Kembalikan Indosat Padaku” yang digaungkan tokoh tokoh bangsa dianggap angin lalu. Oleh karena itu berbagai elemen masyarakat yang mempresentasikan keinginan bangsa saat itu sangat kecewa terhadap arogansi Rezim Megawati Sukarno Putri.
Tercatat tokoh tokoh bangsa yang tercatat sebagai deklarator Tim Pepati antara lain : YM. Habib Fauzi Al Habsyi (Pimpinan Majelis Dzikir Rhuha Al Habsyi Indonesia), Prof.DR. H.Amin Rais (Tokoh Reformasi), Alm. Prof DR.Hj.Tutty Alawyah AS (Ketum Badan Kontak Majelis Taklim Indonesia), DR Nathan Setiabudhi (Ketua Persatuan Gereja Indonesia), Alm Drs. H.Ahmad Bagdja MA (Ketua PB Nahdhatul Ulama), Lieus Sungkharisma (Tokoh Generasi Muda Budhis Indonesia), KH M Khathat (Ketua Persatuan Umat Islam Indonesia), Ir. H.Syahrul Akhyar, Abi Wulantono, Ferdy dan Agus Siswanto (Pejuang pejuang Sekar PT Telkom).
Dilpasnya PT.Indosat Tbk ke PT. Temasek Cina Singapura imbasnya adalah lepasnya Kedaulatan Telekomunikasi Republik Indonesia. Karena sebuah Negara yang Ideal harus tetap memiliki : 1.Kedaulatan Pangan, 2.Kedaulatan Pertahanan, 3.Kedaulatan Keuangan, 4.Kedaultan Kesehatan dan 5.Kedaultan Telekomunikasi. NKRI saat ini tidak lagi memiliki satupun unsur Negara ideal yang memiliki Kedaulatan. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah saat ini Indonesia sudah tidak lagi memiliki wilayah angkasa. Dengan menjual Indosat sekaligus menjual wilayah angkasa raya. Sehingga pantaslah jika Perusahaan Industri Telekomunikasi Indonesia PT. Telkom Tbk kelak harus menyewa pasilitas satelit dari Vendor lain seperti Indosat. Sudah jatuh ketiban tangga.(rilis)