Cianjur, Koranpelita.com
Suasana kota Cianjur, Jawa Barat, memasuki pertengahan bulan April 2020 ini, hiruk pikuk seperti tidak ada ancaman penularan wabah Corona atau Cvid-19. Sedangkan stay at home dilakukan perpanjangan waktu.
Dilain pihakdi kota-kota lain, setidaknya di Jawa Barat, suasana kota sepi, karena warga masyarakatnya lebih banyak memilih stay at home. Kondisi seperti itu, jauh berbeda dengan suasana kota di kota Cianjur.
Selasa (14/4), sejumlah ruas jalan di seputar kota cukup padat dengan kendaraan, bahkan sesekali terjadi kemacetan. Kendaraan beroda empat, truk dan sepeda motor, warga masyarakat lalu lalang di dalam kota seperti tidak ada imbauan stay at home terkait antisipasi penyebaran wabah Corona.
Kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas dan padatnya warga masyarakat yang berbelanja keluar masuk toko terlihat di Jalan Arief Rachman Hakim, Jalan Moch. Ali. Apalagi di Jalan Mangunsarkoro yang merupakan jantung kota Cianjur.
Kondisi seperti itu, konon seperti yang dialami warga Amerika dan Italy yang menganggap sepi terhadap penyebaran wabah Corona, sehingga aktivitas masyarakat berjalan seperti biasanya. Akhirnya kedua negara ini, merupakan negara yang banyak warga negaranya terkena wabah Corona.
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Cianjur, Iyus Yusuf, ketika dihubungi Koranpelita.com, mengemukakan, pemerintah tak henti hentinya selalu menghimbau masyatakat untuk di rumah saja, kecuali ada hal yang penting, bila keluar karena ada keperluan penting agar segera kembali ke rumah untuk menghindari kerumunan dan tetap melaksanakan protokol kesehatan berupa social distancing dan physical distancing.
Pemkab Cianjur, kata Iyus, terus mensosialisasikan kepada warga masyarakat terkait upaya-upaya pencegahan wabah Corona atau Covid-19, melalui para camat, kepala desa RT/RW.
Namun imbauan pemerintah tersebut, nampaknya banyak tidak diindahkan oleh warga masyarakat. Sehingga suasana kota Cianjur, nyaris seperti hari-hari sebelum adanya imbauan staf at home terkait penyebaran wabah Corona.
Pantauan Koranpelita.com, tak sedikit warga masyarakat baik di dunia nyata maupun di dunia maya seperti medsos (facebook) yang menyepelekan dan mencibir, bahkan mengolok-mengolok imbauan pemerintah tentang stay at home, social distancing dan physical distancing.
Dan ketika pemerintah akan memberikan bantuan bagi yang terdampak Corona, ada orang seperti itu, tampil terdepan ingin memperoleh bantuan dan khawatir tidak kebagian ketika bantuan itu datang. (Man Suparman)