NAMA Anies Baswedan muncul dari sosok seorang pengajar di salah satu perguruan tinggi. Hingga berhasil menduduki kursi menteri, namun tak sejalan, Anies pun tak dipakai lagi.
Kemunculan awal bertarung di Pilkada DKI Jakarta Anies Baswedan masih diragukan kemampuannya, meskipun semangatnya tinggi pada waktu itu.
Anies Baswedan pada awal bertarung di Pilkada DKI Jakarta sudah disodok kritik pedas, tanpa ampun dia dituding tak paham masalah dan persoalan Jakarta!.
Tanpa tedeng aling aling Anies juga dituding akan membuat DKI Jakarta semakin semrawut karena tanpa program yang jelas!. Media pun kerap menyorot cara kerja yang akan dijalankan Anies. Termasuk pula anggota DPRD DKI Jakarta. Paling menyakitkan ketika mereka melontarkan kritik. Sakit rasanya mendengarnya.
Bahkan awal kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies selalu melemparkan program yang akan diambil bila terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun programnya pun dianggap tak akan jalan, karena sosok Anies tak begitu sangar, keras dan tegas.
Kala itu kritik pun terus menerus menimpanya. Bahkan tidak ada yang dibenarkan dan dipuji oleh lawan politiknya.
Ketika itu kritik bagi Anies bagaikan minum obat, tiga kali sehari.
Bahkan setelah dilantik pun Anies-Sandi tetap saja digerogoti tudingan tak berdaya mengatasi persoalan Jakarta.
Namun sebulan setelah dilantik, Anies pun menggebrak!! ALEXIS ditutup, tanpa rasa takut sedikit pun. Orang pun tercengang! Kenapa tidak, nama Alexis tempat hiburan kelas kakap, bisa ditutup tanpa tedeng aling aling!!
Kritik dan pujian pun mengalir. Kritik mendengung keras, dan pujian juga mengalir memuji Anies.
Tak lama kemudian secara tegas pula Anies membatalkan proyek fenomenal Reklamasi Pantai Utara secara tegas dan tanpa banyak omong. Bukan gertak sambel.
Kala itu awal pembatalan reklamasi antara pujian dan kritik berjalan seimbang. Meskipun masih banyak yang menyesalkan, ketimbang yang mendukung.
Tapi bagi Anies tak perduli kritikan. Program kampanye yang telah dilontarkan ketika mencalonkan gubernur harus dilaksanakan!.
Lebih keras kritikan diterima anies ketika ia melontarkan kata Pribumi. Kata Pribumi pun bersambut, kian digoyang, kian panas. Namun Anies pun tak goyang dia tetap menyikapinya tenang.
Lontaran pribumi hilang, muncul lagi persoalan baru, Penataan wilayah Tanah Abang! Anies dianggap menyalahi aturan. Membuat kawasan itu tak beraturan, karena jalan ditutup sebagian untuk pedagang.
Kritik pun makin menjadi jadi. Anies pun dituding merugikan pengguna jalan akibat jalan disumbat!.
Namun dibalik itu banyak juga pedagang bersyukur karena ketenangan dan keuntungan berdagang setelah ditata dengan tenda.
Meskipun ada pedagang yang belum beruntung termasuk sopir angkutan umum. Akhirnya persoalan Tanah Abang terselesaikan tanpa basa basi. Bahkan bukan janji.
Yang paling menonjol program Anies yang sangat dicela adalah program rumah DP Nol Rupiah. Program ini di kritik tak masuk akal!. Hamtaman kritik pedas bagai petir, semakin menjadi-jadi.
Anies pun tak gentar. Anies dan Sandi berhasil mewujudkan dengan membangun rumah itu. Meskipun pujian dan kritik ada. Anies semakin memperlihatkan ketegarannya sebagai pemimpin Jakarta. Ia tetap kokoh ditengah kritik dan pujian.
Pun bagi Anies pujian dan kritik beda tipis, bagaimana kritik itu diterima seperti pujian. Atau pujian itu diterima seperti kritik!
Paling tidak Anies memiliki keseimbangan bertindak dan bekerja. Rasa takut hanya ada di dalam pikiran!!. Jumat 26 Januari 2018.
(Redaktur Pelaksana)