Jakarta,Koranpelita.com
Pembangunan Ruas Pipa Transmisi Cirebon – Semarang mengalami keterlambatan selama 13 tahun belum dibangun karena adanya kendala jaminan pasokan gas bumi yang bisa digunakan sebagai base line untuk pembangunan ruas pipa transmisi Cirebon – Semarang.
Selain itu juga terjadinya perbedaan asumsi keekonomian yang berubah saat ini dibanding tahun 2006. Sejak September 2017 secara aktif BPH Migas melakukan koordinasi dengan PT Rekayasa Industri, Ditjen Migas, SKK Migas dan pihak terkait untuk mendorong agar pembangunan ruas Cirebon – Semarang dapat terlaksana. Saat ini PT Rekayasa Industri telah melakukan MoU dan HoA dengan beberapa perusahaan di bidang Gas Bumi selaku calon Shipper yang diharapkan dapat mengatasi kendala pasokan gas bumi tersebut.
“Dengan teratasinya kendala yang dihadapi ini dapat mendorong terwujudnya pembangunan ruas transmisi Cirebon – Semarang yang akan segera dilakukan Grooundbreaking pada 7 Februari 2020,” ujar Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Sementara itu lanjutnya, terkait adanya perbedaan perhitungan asumsi keekonomian khususnya biaya investasi pembangunan antara tahun 2006 dengan saat ini, PT Rekayasa Industri telah menyampaikan komitmennya untuk konsisten dengan spesifikasi penawaran lelang tahun 2006.
“Dengan komitmen tersebut diharapkan pembangunan Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon – Semarang tetap dapat diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik serta efisien sehingga penerapan toll-fee 0,36 dolar AS/MMBTU sesuai hasil lelang tahun 2006 dapat terealisas, ” harap Fanshurullah.
Fanshurullah mengatakan, tahap konstruksi akan dimulai pada pekan ini dan dijadwalkan pembangunannya akan berlangsung selama dua tahun. “Pipa Cisem memiliki diameter 28 inchi dengan panjang 255 km dan berkapasitas pengangkutan gas sekitar 350-500 mmscfd dengan total perkiraan biaya investasi mencapai 169,41 juta dolar AS,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Rekayasa Industri, Yanuar Budinorman mengatakan “Dengan dilaksanakannya groundbreaking ini menyiratkan bukti akan besarnya komitmenà Rekind untuk merealisasikan proyek integrasi pipa gas trans – Jawa ini,” ujarnya.
Langkah ini lanjut Yanuar, menjadi penting dan strategis bagi Rekind, karena hadirnya ruas pipa transmisi gas ini dinilai mampu menjadi solusi pasokan energi gas yang berkelanjutan guna menyokong daya saing industri di Pulau Jawa. Apalagi, konsumen industri di Jawa Barat dan Jawa Tengah sangat besar dan berpotensi sekali dalam mengerakkan sektor ekonomi di wilayah tersebut.
“Pembangunan infrastruktur yang sekaligus mendukung program diversifikasi energi ini dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap import bahan bakar bersubsidi untuk beralih kepenggunaan alternatif gas bumi untuk sektor rumah tangga, transportasi dan industri,” katanya. (Frn)