Kohanudnas mengadakan Forum Group Discussion (FGD) Analisa Penggunaan Kekuatan Udara dalam Konflik India-Pakistan, di Gedung Leo Wattimena, Makohanudnas, Halim Perdanakusuma, Kemarin.
Jakarta, Koranpelita.com-FGD dibuka Panglima Kohanudnas Marsda TNI Imran Baidirus, S.E., dihadiri Kaskohanudnas Marsma TNI Arif Mustofa, M.M., juga tiga Pangkosekhanudnas yaitu Pangkosekhanudnas I Marsma TNI Surya Chandra Siahaan, S.IP.,DIPL of MDS, M.Tr (Han), Pangkosekhanudans III Marsma TNI Jhon Amarul, S.AB.,dan Pangkosekhanudnas IV Marsma TNI Mujianto, para pejabat dari Ditanstra Ditjen Strahan Kemhan, Bais TNI, Dispamsan Mabesau dan Markas Koopsau I.
Panglima Kohanudnas Marsda TNI Imran Baidirus, S.E., menyampaikan Kohanudnas mempunyai tugas pokok melaksanakan operasi pertahanan udara secara nasional. Pelaksanaan tugas tersebut harus senantiasa di up date terhadap peristiwa yang relevan dan terkini yang terjadi di dunia International. Dengan terjadinya peristiwa pertempuran udara antara India dan Pakistan pada tanggal 26 Februari 2019 lalu, di Khasmir.
Menurutnya, peristiwa tersebut merupakan pelajaran berharga bagi dunia International, termasuk Indonesia pada umumnya dan Kohanudnas pada khususnya untuk menganalisanya dari berbagai aspek.
“Untuk itu, saya harapkan dengan diadakannya FGD ini, para peserta dapat mengetahui berbagai dampak dari penyerangan India ke Pakistan, khususnya pada aspek-aspek pertahanan udara.” tegasnya.
FGD menghadirkan tiga pembicara meliputi Marsma TNI Adityawarman, S.E., M.M., yang menjabat Direktur Analisa Strategi Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Diranstra Ditjen Strahan Kemhan) membawakan makalah, “Analisa Strategi Konflik India-Pakistan“. Disampaikan Marsma TNI Adityawarman, S.E., M.M., latar belakang konflik India-Pakistan ada tiga, pertama konflik berkepanjangan yang telah dimulai sejak tahun 1947 karena masalah pembagian wilayah yang timpang, kedua adanya garis genjatan senjata India-Pakistan dan ketiga persaingan teknologi senjata nuklir dan rudal balistik.
Kolonel Pnb Ridha Hermawan, S.H., menjabat Paban Utama C-3, Direktorat “C” Bais TNI, dengan makalah,”Penggunaan Kekuatan Udara Konflik Kasmir“. Dijelaskan terdapat empat keadaan khusus yang terjadi pada Bulan Februari dan Maret 2019, sehingga memicu terjadinya konflik India-Pakistan. Selanjutnya dengan alutsista, strategi, kesiapan logistik juga kesiapan hanud mereka tunjukkan agar unggul. Pemapar terakhir Kolonel Pnb Rachmad Syah Lubis yang menjabat Direktur Air Power Seskoau, Bandung yang merupakan alumni Air War Course Pakistan juga membawakan makalahnya makalahnya berjudul, “India-Pakistan War : An Air War Analysis”.(ay)