Sampit,Koranpelita.com.
Pilkada serentak di sejumlah Provinsi, Kabupaten dan Kota akan berlangsung di tahun 2020 ini,akankah hanya menjadi proses demokrasi yang tidak terlalu berdampak membawa kesejahteraan bagi rakyat?
Atau sebaliknya? Mungkinkah dengan sistem demokrasi seperti ini Nasib rakyat akan menjadi lebih baik.
Menurut Iwan Fakhrudin, warga Kotim yang juga seorang pemerhati, terkait harapannya akan lahir pemimpin dalam Pilkada.
Dikatakannya? Bangsa Indonesia bisa bertahan hingga ribuan tahun, jika muncul negarawan di semua bidang ,baik tingkat desa maupun nasional.Karena ada perbedaan mendasar antara politikus dan negarawan.
Politikus mengikuti kebutuhan jangka pendek dan pragmatis, sedangkan negarawan adalah sosok yang memikirkan bangsa dan negaranya untuk ribuan tahun mendatang.
Setelah hampir 75 tahun Indonesia merdeka, semestinya Indonesia menjadi negara yang kuat dan diteladani negara lain.
Nyatanya,utang masih menumpuk dan kesejahteraan rakyat belum merata.Utang kita makin menggelembung, rakyat kecil makin terhuyung-huyung, orang makin banyak yang lapar.Nilai Pancasila kian tergerus dari masa ke masa.
Saatini, Pancasila sebagai ideologi negara hanya sekedar hapalan dan lip servis, namun tidak diterapkan maknanya dalam kehidupan sehari-hari.Pancasila itu sebagai state filosofi negara kita, sebagai dasar negara kita, memang makin lama makin hampa.
Misalnya, nilai sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,bergeser menjadi keuangan yang sangat digdaya. Permasalahan apapun bisa diselesaikan dengan uang.Pilkada juga, yang menang, siapa yang banyak uang.
Harusnya Pilkada Kotim 23 September 2020 mendatang, bisa menjadi yang terdepan dalam perubahan pola pikir, dalam perubahan pola sikap maupun pola sistem dan tata kelola pemerintahan yang baik.Wallahu’alam.( Ruslan AG).