Jakarta,Koranpelita.com
Ada empat aspek yang perlu dijadikan fokus perhatian Kementerian Pertanian (Kementan). Keempat aspek tersebut merupakan kebijakan dalam pembangunan pertanian 2020 guna mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Pertama, peningkatan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian serta peningkatan kapasitas SDM pertanian.
Kedua, menurunkan biaya pertanian menuju pertanian berbiaya rendah melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi. Ketiga, pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi. Dan keempat, ekspansi pertanian melalui perluasan pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa dan sub optimal lainnya serta penyediaan air (irigasi, embung, dan bangunan air lainnya).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2020, di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (27/1/2020), menjelaskan, di awal tahun 2020 ini dibutuhkan lompatan yang cepat untuk melaksanakan kegiatan. Sehingga berdampak signifikan pada peningkatan produktivitas.
“Saya telah menetapkan target peningkatan produksi komoditas utama sebanyak 7% per tahun, gerakan tiga kali ekspor (GraTIEks) hingga tahun 2024, serapan KUR sektor pertanian sebesar Rp 50 triliun per tahun,” kata SYL.
Selain itu, Kementan juga menargetkan tumbuhnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) 7.879 unit pada tahun 2024. Kemudian mengupayakan tumbuhnya petani milenial berjiwa entrepreneur 500.000 pemuda per tahun. “Saya juga menargetkan kontribusi sektor pertanian dalam penurunan daerah rentan rawan pangan menjadi 10% pada tahun 2024,” tambahnya.
Target lainnya, yakni penurunan stunting menjadi 14% di tahun 2024. Antara lain melalui Family Farming, Pertanian Masuk Sekolah (PMS) dan kegiatan dengan Perguruan Tinggi.
“Untuk menjamin sinergi dan kesatuan gerak pembangunan pertanian di setiap lini agar fokus dalam mencapai sasaran, maka Saya membentuk Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani),” ujar SYL.
Dijelaskannya, Kostratani menjadi simpul koordinasi di tingkat Kecamatan, yang bergerak dalam satu sistem yang terintegrasi berbasis digital. Sehingga akan terjadi sinergi yang harmonis di lapangan dan dapat termonitor dan dikendalikan dari Pusat melalui Agriculture War Room (AWR).
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dalam sambutannya, meminta membangun peradaban pertanian tidak hanya berbasis teknologi. Namun harus dibarengi dengan membangun konservasi mulai dari tingkat hulu, hilir hingga lahan pertanian.(Vin)