Jakarta,Koranpelita.com
Predator League merupakan salah satu wujud komitmen Acer untuk selalu berinovasi dan mendukung ekosistem eSports nasional. Turnamen eSports berskala internasional ini membawa konvergensi harmonis antara dunia olahraga, pendidikan, dan digitalisasi.
Pertarungan 24 tim eSport yang terdiri dari 16 tim PUBG dan 8 tim DOTA 2 terbaik Indonesia yang berlangsung (17-19/1/2020) di Jakarta itu dipastikan berlangsung seru dan menarik.
Pemenang dari masing-masing game tersebut bakal mewakili Indonesia di babak grand final se-Asia Pasifik Predator League 2020 yang akan dilakukan di Manila, Filipina, Februari mendatang.
Presiden Direktur Acer Indonesia Herbet Ang mengatakan penyaringan awal tim eSport untuk perlombaan ini dilakukan secara online. Diakui untuk Predator League 2020, ada peningkatan partisipan sebesar 20 persen, dan datang mulai dari Aceh hingga Papua.
“Kami memberikan panggung bagi para calon atlet eSport di Indonesia dengan menggelar perlombaan eSport di Indonesia. Kami memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengharumkan nama Indonesia,” kata Herbet di Jakarta, Sabtu (18/1/2020) saat membuka final Acer Predator League 2020 regional Indonesia
Menurut Herbert ini tahun ketiga Acer mengadakan Predator League secara konsisten dari tahun 2017. Hal tersebut membuktikan suatu komitmen dari sebuah brand untuk menjadi akselerator bagi industri gaming di Indonesia. Dengan begitu para gamers mendapat wadah terbaik untuk bertanding, tidak hanya di lokal tapi juga regional.
APPL 2020 diikuti oleh 17 negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Taiwan, Filipina, Singapura, Hong Kong, Macau, India, Australia, Korea, Sri Lanka, Jepang, Myanmar, Bangladesh, dan Mongolia. Final Asia Pasifik akan di gelar pada Februari 2020 dan akan memperebutkan total hadiah sebesar 400.000 dolar AS atau setara dengan Rp 6 miliar.
Tahap kualifikasi APPL 2020 di Indonesia sudah dimulai sejak Oktober 2019 lalu. Selain secara offline, Acer juga mengadakan babak kualifikasi tim melalui sistem online. Dengan online qualifier ini, jumlah peserta jadi lebih banyak karena menjangkau dari Indonesia bagian barat sampai bagian timur sekalipun.
“Kualifikasi dilakukan secara online. Sehingga kami bisa menjangkau lebih banyak peserta di Indonesia. Total ada lebih dari 500 tim yang melakukan registrasi dari Meulaboh sampai Papua. Atau dari sisi jumlah, terjadi kenaikan sebesar 20 persen dibandingkan dengan Predator League tahun sebelumnya,” jelas Herbet.
Tahap kualifikasi ini menyaring 8 tim Dota 2 yaitu BOOM Esports, PG BarracX, PG Godlike, Breakbeat Squad, Hans Pro Gaming, Mugiwara x Miracle, PRFS, dan Team Wolf.
Sementara untuk 16 tim PUBG adalah InVamouz, TGD DragonZ, Victim Reality, Victim Rise, Dreams, Alter Ego, PowerofWinner, Kuda Hitam, Wasted Player, 4nger WSC, OnePiece – RG, Akagami Mirror, Quantum eSports, BCS Raven, Space, dan Xperts MEG.
Menariknya pemenang pertama sampai keempat juga berkesempatan menerima beasiswa untuk kuliah S1 di BRI Institute. Para pemenang diberi kesempatan mendapat pendidikan formal disamping berkarir sebagai pemain esports profesional.
Dirjen komunikasi dan informatika Prof. Dr. Widodo Muktiyo dalam sambutannya mewakili Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan banyak sekali masyarakat Indonesia cinta dengan game online. Cinta game online tidak hanya untuk menghabiskan uang namun bagaimana menjadi sebuah prestasi dan menjadi tantangan masa depan ekosistem esport yang tumbuh di Indonesia.
“ESport saat ini bukan sekedar mainan, tapi sudah menjadi ajang profesional. Ini peluang bagi Indonesia, tidak hanya untuk mengembangkan potensi game lokal tapi menjadi wadah bagi anak muda kita mengukir prestasi eSport di level internasional, ” ujar Widodo Muktiyo.
Ketua umum Asosiasi Video Game Indonesia (AVGI), Rob Clinton Kardinal juga mendukung acara ini. Dia menyebut, saat ini adalah saatnya anak Indonesia bersinar di ajang internasional. “Kami ingin melihat anak-anak Indonesia bersinar di ajang internasional,” kata Rob.(Vin)