Sampit, Koranpelita.com.
Di Indonesia, untuk menjadi Kepala Daerah, biayanya sangat mahal dan prosesnya melelahkan. Menurut warga Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim) Provinsi Kalteng, Irwan Fakhrudin yang juga seorang pemerhati baru baru ini di Sampit.
Maka, Anda harus benar-benar punya personal branding yang kuat. Karena itu sudah menjadi modal besar. Kalau sudah menjadi petahana dan kerjanya benar buat rakyat dan hasilnya bisa dirasakan, personal branding akan naik.
Maka untuk petahana, bekerjalah sebaik mungkin untuk rakyat. Itupun kalau sangat prima dan tidak ada ruang bagi pesaing untuk maju,branding-nya akan digerus buzzer atau hater.
Lalu bagaimana pendatang baru? Kalau tidak punya rekam jejak (track record),buat saja prestasi dulu di luar.Kalau sudah punya reputasi, barulah maju.
Ada seorang artis yang mencalonkan diri menjadi Bupati. Tapi, dia kemudian mundur ketika tim pemenangannya menyodorkan anggaran sampai 7 miliar.”Duit dari mana?’ keluhnya. Begitulah, popularitas saja tidak cukup, tanpa dukungan julak “Adul” alias duit/money.
Kalau orang yang sudah paham betul dengan tauhid akan mengetahui dan sadar bahwa jabatan Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri dan Presiden itu sami mawon.Merupakan jabatan keduniaan yang tidak ada nilainya, jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT yang meliputi bumi dan langit! ( Ruslan AG).