Subang, Koranpelita.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Subang menyatakan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe B Ciereng Subang lamban dalam mengajukan klaim pembayaran, sehingga menjadi salah satu penyebab kelangkaan obat yang kerap terjadi di RSUD Ciereng Subang, hal ini seperti yang disampaikan oleh pimpinan BPS Subang, Heri kepada wartawan, Rabu (13/3/2019).
Heri juga menolak jika pihaknya dituding lamban dan tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pembayaran tunggakan klaim ke RSUD Ciereng. Heri juga tidak menampik jika lembaganya memang menunggak pembayaran klaim kepada RSUD Subang. Namun, Heri menolak memerinci jumlah tunggakan tersebut.
“Tunggakan yang November sudah kami bayar. Adapun yang Desember 2018 hingga Januari dan Februari ini, memang belum. Dana dari pusatnya belum turun, kami masih menunggu. Harusnya pihak rumah sakit cepat-cepat, jangan sampai lamban, mengajukan pembayaran klaim setiap bulannya agar bisa diproses, ” ujar Heri.
Sementara terkait kelangkaan obat yang selama ini selalu dikeluhkan oleh pasien BPJS, Heri menyebut, hal itu tidak seharusnya terjadi, karena pihak RS bisa saja mengupayakannya mencari solusi melakukan pengadaan obat.
“Misalnya dengan minjam ke bank untuk pengadaan obat, itu dibolehkan,” ucapnya.
Apa yang disampaikan oleh pimpinan BPJS Subang ini menanggap banyaknya keluhan masyarakat khususnya pasien BPJS Kesehatan dan yang memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), dimana pasien diminta oleh petugas di RSUD Ciereng untuk membeli obat di apotik di luar RSUD Ciereng, sehingga mereka terpaksa harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli obat.
“ Waktu istri saya di operasi, pas saya mau ngambil obat di farmasi, obatnya banyak yang tidak ada, terpaksa harus beli di apotik di luar rumah sakit, keluar biaya lagi. Padahal kan tiap bulan istri saya bayar BPJS langsung dipotong di tempat kerjanya, “ ujar Reza salah seorang warga Subang kepada Koranpelita.com, Jumat ( 15/3/2019). (spr)